Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah pengembangan dari progam Kemendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti pada Anak. Gerakan tersebut mengharuskan guru untuk menciptakan rangkaian pembelajaran yang kreatif terkait budaya literasi.
Salah satu wujud dari rangkaian pembelajaran kreatif tersebut adalah melalui pojok baca yang dihadirkan di setiap kelas. Pojok baca merupakan sebuah ruangan yang terletak di sudut kelas dan dilengkapi dengan koleksi buku serta berperan sebagai perpanjangan fungsi perpustakaan. Para siswa/i dapat menumbuhkan rasa minat baca mereka melalui pojok baca tersebut. Di sisi lain, guru juga harus menghadirkan desain pojok baca yang kreatif dan menarik agar para siswa tidak bosan dan mau untuk terus melakukan gerakan literasi.
Kelompok KKM 173 UIN Malang turut andil dalam pembentukan pojok baca di MI Raudlatul Mubtadi'in, Dusun Wonokasian. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan rasa minat baca para siswa. Jika minat baca siswa MI Raudlatul Mubtadi'in kurang, maka siswa akan malas untuk membaca dan kurang memiliki pengetahuan umum. Oleh karena itu, membaca adalah hal yang sangat penting dalam mendapatkan pengetahuan.
Pojok baca yang di desain oleh mahasiswa KKM 173 akan memberikan suasana baru dan tidak monoton dalam kelas. Ketika ada waktu luang atau jam kosong, para siswa bisa melakukan gerakan literasi melalui pojok baca yang disediakan. Pembentukan pojok baca ini memiliki banyak sekali manfaat yang dapat di ambil. Oleh karena itu, mahasiswa bersama para guru dapat mengembangkan pembentukan pojok baca yang lebih kreatif di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H