Gelaran nonton bareng (nobar) semifinal Piala AFF 2024 di Balai Desa Gubugklakah menjadi momen kebersamaan yang hangat di tengah hujan rintik. Diselenggarakan oleh tiga kelompok KKM UIN Malang, kelompok 4, 74, 144. Dihadiri bersama teman-teman karang taruna dan warga desa, acara ini bertujuan untuk mempererat silaturahmi dan menumbuhkan rasa kekeluargaan di antara masyarakat setempat.
Persiapan dan pembagian tugas sudah dimulai sejak sore hari mulai dari menyiapkan proyektor, memastikan kualitas tampilan layar, menyiapkan konsumsi hingga menjaga kebersihan lokasi di kawasan balai desa. Tak hanya itu, anggota kelompok KKM bahkan rela mengumpulkan uang secara sukarela untuk menyediakan gorengan hangat dan kacang kulit sebagai camilan saat menonton nanti.Â
Selain itu antusiasme warga lokal terlihat sejak penyebaran pamflet hybrid (secara daring dan luring). Meskipun tidak semua warga hadir dikarenakan hujan deras ketika malam hari, suasana keakraban tetap terasa hangat dengan kehadiran pemuda-pemudi lokal yang sudah hadir lebih dulu, beberapa ibu-ibu, dan tentunya seluruh anggota kelompok KKM.Â
Pertandingan yang mempertemukan Indonesia dan Filipina berlangsung sengit. Namun, sayangnya, Timnas Indonesia gagal melaju ke semifinal setelah kalah 0-1 dari Filipina dibabak kedua melalui gol penalti Martin Kristensen di menit ke-72. "Namun lek dilihat-lihat sebenarnya ada tiga pemain yang tampil bersinar di balik kegagalan Piala AFF 2024 loh sam" ujar salah satu warga lokal gubugklakah kepada gulam salah satu anggota kelompok KKM.Â
"Kiper Cahya Supriadi keren banget! Refleknya bikin Filipina kesulitan nambah gol," ujar Hakim salah satu anggota KKM Gubugklakah, dengan semangat. Â "Ya allah mugi indonesia entok hasil terbaik", Â ujar salah satu perangkat desa. Pendapat ini pun diamini oleh warga sekitar yang ikut nobar, yang meski kecewa tetap mengapresiasi perjuangan Timnas Indonesia. Acara nobar ini diakhiri dengan suasana hangat, gorengan yang habis tanpa sisa, dan harapan agar momen-momen seperti ini terus terjalin di desa Gubugklakah.
Penutup dengan Pantun
Bola melayang tinggi di langit senja, Â
Melihat kalah, janganlah merana. Â
Timnas kalah, semangat tetap membara, Â
Belajar dari kegagalan, kita semua juara!Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H