Mohon tunggu...
KKM Desa Sumbertempur
KKM Desa Sumbertempur Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa KKM (Kuliah Kerja Mahasiswa) UIN Malang

Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Reguler merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa. Bentuk kegiatan KKM berupa implementasi keilmuan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi untuk melatih dan membekali mahasiswa menerapkan ilmu, belajar memecahkan berbagai persoalan yang terjadi di masyarakat, mengembangkan potensi masyarakat yang pada kesempatan kali ini KKM kelompok 241 bertempat di Desa Sumbertempur, Wonosari, Kabupaten Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengangkat Potensi Lokal: UMKM Kripik Pisang dan Talas Sebagai Komoditi Unggulan dalam Peningkatan Ekonomi di Desa Sumbertempur

19 Januari 2024   03:55 Diperbarui: 19 Januari 2024   03:58 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Sumbertempur, yang terletak di Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang, memiiki jumlah komoditas dalam produksi pisang dan talas yang melimpah. Dua komoditas ini bisa menjadi focus dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa tersebut. Pisang dan talas, sebagai sumber daya lokal yang berlimpah, memberikan peluang besar untuk diolah menjadi produk bernilai tambah, khususnya kripik pisang dan kripik talas. Potensi alaminya menjadi landasan utama bagi pengembangan UMKM yang berkelanjutan di wilayah ini.

Tim KKN UIN Maulana Malik Ibrahim Malang tahun 2023 yang bertempat di Kabupaten Malang, Kecamatan Wonosari, Desa Sumbertempur, melakukan survei UMKM. Survei ini dilakukan di kediaman Pak Saji salah satu warga Desa Sumbertempur, beliau memiliki UMKM yang sudah berjalan selama dua tahun dengan produk unggulan industri rumahan pembuatan kripik pisang dan kripik talas. Proses produksinya dilakukan di rumah dan merupakan one man production atau dengan kata lain, proses produksi dan distribusi dilakukan dengan satu orang saja.

Dalam pembuatan kripik pisang dan kripik talas ini dimulai dengan persiapan bahan baku, termasuk pisang dan talas serta bahan pelengkap lainnya juga peralatan seperti alat kupas pisang dan talas, wadah, dan lain-lain. Pada jam dua siang Pak Saji akan mencari bahan baku untuk mulai membuat kripik pisang dan kripik talas, yang kemudian bahan baku tadi dikupas kulitnya, dicuci dan direndam untuk menghilangkan kotoran, kemudian pada jam tiga sore hingga jam lima sore bahan baku tadi dikupas setipis mungkin agar bisa menjadi krupuk. Setelah itu, pisang dan talas yang sudah dikupas didiamkan hingga semalaman, lalu pada subuh di hari selanjutnya pisang dan talas tadi digoreng hingga renyah.

Setelah menggoreng hingga matang kripik pisang dan kripik talas lalu, kripik pisang dan kripik talas tadi mulai dikemas dan siap diambil oleh pemesan dan diantar ke warung-wsrung terdekat. Proses pembuatan kripik pisang dan kripik talas ini mencerminkan warisan budaya dan tradisi masyarakat setempat.

Setiap harinya Pak Saji Bersama istri memproduksi kripik pisang dan kripik talas sebanyak 7 kg per harinya. Kripik pisang dan kripik talas yang diproduksi oleh Pak Saji didistribusikan kepada warung-warung yang di dekat lokasi Desa Sumbertempur dan juga didistribusikan kepada pemesan yang ada di daerah perkotaan. Dalam menjual kripik pisang dan kripik talas ini, Pak Saji mematok harga Rp.20.000 untuk produk kripiknya.

Pada keunggulan UMKM kripik pisang dan kripik talas yang telah dirintis oleh Pak Saji dalam pembuatannya masih menggunakan cara tradisional dan menggunakan alat-alat tradisional seperti saat mengiris pisang dan talas yang menggunakan alat sederhana, serta bahan-bahan yang dipakai dalam pembuatan kripik tanpa adanya bahan kimia buatan, serta proses produksi juga masih mengandalkan resep yang telah digunakan secara turun-temurun.

Di balik adanya potensi bisnis dan aroma lezat kripik pisang dan kripik talas dari UMKM Pak Saji di Desa Sumbertempur, tentu ada beberapa tantangan dan kendala yang dialami oleh Pak Saji. Dari kesulitan dalam memastikan pasokan bahan baku yang konsisten hingga dalam persaingan pasar yang semakin sengit, pelaku UMKM kripik pisang dan kripik talas menghadapi sejumlah rintangan yang membutuhkan kreativitas dan ketekunan untuk diatasi. Terkait tantangan atau kendala yang dialami oleh Pak Saji dalam proses produksi pada UMKM kripik pisang dan kripik talas ini bahwasanya Pak Saji merasa adanya keborosan modal dalam proses penggorengan yang banyak memakan gas elpiji dan Pak Saji saat ini lebih memilih menggunakan kayu bakar dalam proses penggorengan kripik pisang dan kripik talas. Namun, Pak Saji mengutarakan bahwa dalam proses penggorengan kripik pisang dan kripik talas ini Pak Saji masih membutuhkan inovasi yang efisien dan lebih murah dalam proses pengapian untuk membantu proses penggorengan kripik pisang dan kripik talas yang naantinya Pak Saji berharap keutungan yang didapatkan bisa lebih meningkat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun