Pada tanggal 16 Januari 2025, SMP Jenderal Sudirman Kalipare di Kabupaten Malang menggelar sosialisasi penting dengan tema "TEMAN BAIK TIDAK MEMBULLY, TEMAN HEBAT TIDAK PAKAI NARKOBA". Acara yang diikuti oleh siswa kelas 7 dan 8 ini diselenggarakan dengan tujuan memberikan pemahan mendalam tentang bahaya bullying dan narkoba kepada para peserta didik. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Kelompok 55 Abhiyasa yang bertekad memberikan edukasi positif kepada generasi muda.
Acara dibuka dengan pembacaan surat Al-Fatihah dan dilanjutkan dengan serangkaian sambutan dari berbagai pihak. Hanif Nurkholis selaku ketua pelaksana, Ketua KKM Kelompok 55 Abhiyasa yaitu Muhammad Ulil Albab, serta Kepala Sekolah Bapak Munif Afani, S.Pd.I memberikan pengantar yang memberikan konteks pentingnya kegiatan ini. Suasana kegiatan yang berlangsung di lapangan sekolah dihadiri langsung oleh para siswa, didampingi oleh guru-guru dan kepala sekolah.
Materi pertama dibawakan oleh Jepriyansah Padang dari Aceh, lulusan Pondok Pesantren Salafiyah As-Syafiiyah Sukorejo Situbondo. Saat ini, ia sedang menempuh pendidikan S1 Prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, serta S1 Prodi Ilmu Hadits di International University of Afrika (Sudan). Dalam kegiatan sosialisasi ini, ia menyampaikan materi mengenai bahaya narkoba dan bagaimana strategi pencegahannya. Materi yang disampaikan Jepriyansah mencakup:
- Definisi narkoba, psikotropika, dan bahan berbahaya lainnya
- Dampak negatif penggunaan narkoba, baik secara fisik, psikologis, dan sosial
- Strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba, seperti meningkatkan ketahanan diri, memilih teman yang baik, serta melaporkan ke pihak yang berwenang jika melihat indikasi penyalahgunaan narkoba.
Materi kedua disampaikan oleh Prima Ananda Choirunnisa dari Bojonegoro, lulusan Pondok Pesantren Modern Al-Fatimah Bojonegoro. Saat ini, ia menempuh pendidikan S1 Program Studi Perbankan Syariah di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, dan merupakan Puteri Muslimah Nusantara Jawa Timur 2024. Dalam paparannya dengan topik "STOP BULLYING: Mari Ciptakan Sekolah yang Aman dan Nyaman". Prima menjelaskan bahwa bullying merupakan perilaku agresif berulang yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang terhadap individu yang lebih lemah. Bullying dapat terwujud dalam berbagai bentuk, mulai dari kekerasan fisik seperti memukul atau mendorong, serangan verbal berupa ejekan dan ancaman, pengucilan sosial, hingga cyberbullying melalui media digital.
Pemateri menekankan dampak serius bullying yang dapat merusak mental korban. Siswa yang menjadi target bullying berpotensi mengalami penurunan prestasi akademik, depresi, kehilangan kepercayaan diri, dan dalam kasus ekstrem bahkan dapat memunculkan pikiran bunuh diri. Prima mengajak para siswa untuk aktif mencegah dan melawan budaya bullying dengan cara-cara konstruktif.
Strategi pencegahan bullying yang disampaikan meliputi beberapa poin penting. Bagi korban bullying, disarankan untuk segera melaporkan kejadian kepada guru atau orangtua, mendokumentasikan bukti, dan tidak melakukan konfrontasi langsung. Bagi saksi bullying, mereka diajak untuk tidak tinggal diam, membela korban dengan cara yang aman, dan melaporkan kejadian kepada pihak berwenang.
Dengan pemaparan dari kedua pemateri, yaitu Prima Ananda Choirunnisa tentang pencegahan bullying dan Jepriyansah Padang tentang bahaya narkoba, diharapkan acara ini dapat memberikan pemahaman dan kesadaran yang mendalam bagi para siswa untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari perilaku negatif.
Pesan moral yang disampaikan sangat kuat: "Keberanian bukan berarti menindas yang lemah, tapi membela yang tertindas". Para siswa diajak untuk saling menghargai, menghormati perbedaan, membangun pertemanan positif, dan menggunakan media sosial dengan bijak.
Moderator Mohammad Fatchul Arif Hisbullah dan MC Dewi Siti Aisah berperan penting dalam melancarkan jalannya acara, memastikan setiap materi tersampaikan dengan baik dan peserta dapat memahami pesan-pesan kunci dari sosialisasi tersebut.
Kegiatan ini merupakan contoh nyata upaya pencegahan dini terhadap perilaku negatif di kalangan remaja, dengan mendorong terciptanya lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan saling mendukung. Melalui edukasi dan kesadaran, diharapkan para siswa dapat menjadi agen perubahan yang mampu mencegah bullying dan menciptakan budaya saling menghormati.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI