Dari segi administratif Wilayah Kecamatan Singosari terbagi dari 3 kelurahan dan 14 Desa. Salah satunya, Desa Banjararum.
Kabupaten Malang memiliki bermacam-macam pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah.
Meningkat atau menurunnya pertumbuhan ekonomi di Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya keterlibatan UMKM. Sesuai dengan UUD 1945 pasal 33 ayat 4, UMKM merupakan bagian dari perekonomian nasional yang berwawasan kemandirian dan memiliki potensi besar untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. UMKM memiliki peran yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
Kontribusi UMKM terhadap perekonomian Indonesia meliputi kemampuan menyerap 97% dari total tenaga kerja yang ada, serta dapat menghimpun sampai 60,4% dari total investasi.
Tingginya jumlah UMKM di Indonesia tidak terlepas dari berbagai tantangan serta kondisi pandemi Covid-19 yang mendorong perubahan pada pola konsumsi barang dan jasa menjadi momentum untuk mengakselerasi transformasi digital.
Berbagai bidang UMKM dikembangkan di wilayah Dusun Tanjung Desa Banjararum, salah satunya pengrajin shuttlecock rumahan.
Selasa, 27 Desember 2022 (27/12/2022) Anggota Kelompok KKM 54 UIN Malang berkesempatan untuk berkunjung dan mewawancarai salah satu pengrajin shuttlecock tepatnya di Desa Banjararum ini.
Seperti halnya ibu Mutmainah, sebagai ibu rumah tangga beliau mempunyai keinginan untuk memanfaatkan waktu luang dirumah sebagai pengrajin shuttlecock disamping beliau mengurus anak-anaknya.
Berawal dari ajakan teman sebayanya ketika mengantarkan anaknya pergi ke sekolah TK sampailah detik ini beliau masih berperan sebagai salah satu pengrajin shuttlecock. Terhitung sudah 4 tahun lamanya beliau mendalami bidang ini. Awal mula belajar sebagai pengrajin shuttlecock, beliau hanya mampu menyelesaikan pekerjaannya sebanyak 3 slop shuttlecock selama 4 hari dan masih belum sempurna.
Selama pandemi covid19 beliau menyayangkan adanya penurunan produksi shuttlecock sebab sulitnya mendapatkan bulu ayam karena faktor perijinan dan pengecekan yang sangat sulit untuk predikat lulusnya kualitas bulu ayam yang ada di pasaran. Hal ini juga berdampak pada harga beli bulu ayam yang tinggi.
Sebagai buruh pengrajin shuttlecock beliau diberikan upah sebesar 1.500 rupiah/1 slop shuttlecock.