KKM KELOMPOK 52 UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG: SOSIALISASI STUNTING DAN PARENTING UNTUK MASA DEPAN ANAK YANG LEBIH BAIK
Dalam upaya meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membentuk generasi yang sehat dan cerdas dengan menyelesaikan masalah stunting serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan anak-anak, mahasiswa KKM Kelompok 52 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang menggelar sosialiasi bertajuk " Membangun Generasi Sehat dan Cerdas: Hadapi Tantangan Stunting dan Tingkatkan Kualitas Hidup anak".
Sosialisasi yang berlangsung di Balai Desa Sumberngepoh, Kabupaten Malang ini dihadiri oleh puluhan masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga dan tokoh masyarakat setempat. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pola asuh yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal dan memberikan informasi tentang faktor-faktor penyebab stunting serta langkah-langkah yang dapat diambil oleh orang tua untuk mencegah kondisi ini.
Dalam sosialisasi ini, mahasiswa menghadirkan narasumber yang luar biasa yaitu Norma Hasanatul Maghfiroh, S.Psi, selaku Co-Founder Grow Up Official dan Duta Psikologi tahun 2022, serta Talita Aprilia Nur Azzahra, selaku juara 2 Putri Duta Genre Kota Malang tahun 2023, yang dimoderatori oleh Hafidza Zuhdiyya (anggota kelompok 52). Kedua Narasumber ini berbagi wawasan dan pengalaman berharga mengenai pentingnya pengasuhan yang baik dan upaya pencegahan stunting.
Norma memberikan penjelasan mendalam tentang parenting, termasuk strategi pengasuhan yang efektif untuk mendukung perkembangan anak secara optimal, jenis-jenis pola asuh, dan bahasa cinta anak. Ia membahas pentingnya komunikasi yang baik dalam keluarga, pengaturan batasan yang sehat, serta bagaimana orang tua dapat menjadi teladan bagi anak-anak mereka. "Ketika kita mengasuh anak dengan pola negativ, anak akan ikut negatif serta meningkatkan masalah emosional anak". Ujar Kak Norma.
Sementara itu, Talita memberikan penjelasan mendalam tentang stunting, termasuk faktor-faktor penyebabnya, dampak stunting, ciri-ciri stunting, dan pencegahan stunting. Ia juga akan menekankan pentingnya konsumsi tablet tambah darah secara rutin selama 90 hari awal kehamilan, dan setidaknya satu kali dalam seminggu disepanjang tahun pada remaja putri. "Pentingnya pemenuhan gizi seimbang sejak masa kehamilan selama 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) anak sangat penting, karena periode ini merupakan fase kritis bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Asupan gizi yang baik selama kehamilan berpengaruh langsung terhadap kesehatan ibu dan janin, serta kualitas perkembangan otak dan fisik anak, sekaligus mencegah masalah kesehatan seperti stunting". Ujar Kak Talita.
Peserta penyuluhan menunjukkan antusiasme yang tinggi selama kegiatan ini. Mereka tidak hanya mendengarkan materi yang disampaikan, tetapi juga aktif mengajukan pertanyaan terkait berbagai isu tentang kesehatan anak dan pengasuhan. Acara ini mendapatkan apresiasi yang sangat positif, baik dari para ibu dan tokoh masyarakat setempat maupun dari narasumber itu sendiri. Untuk meningkatkan partisipasi dan pemahaman peserta, sosialisasi ini juga mengadakan sesi tanya jawab dan diskusi. Peserta diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber serta berbagi pengalaman mereka mengenai pengasuhan, tantangan dalam menjaga kesehatan anak, dan upaya pencegahan stunting. Dengan demikian, peserta dapat lebih memahami pentingnya peran orang tua dalam mencegah stunting dan mendukung pertumbuhan anak yang sehat.
Perwakilan KKM Kelompok 52 UIN Malang, Hafidza Zuhdiyya, menyampaikan harapannya agar seminar ini membawa dampak positif bagi masyarakat Desa Sumberngepoh. "Kami berharap sosialisasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua peserta dan menjadi langkah awal dalam menciptakan kesadaran yang lebih tinggi terhadap pentingnya kesehatan anak, baik fisik maupun mentalnya. Semoga dengan adanya sosialisasi ini orang tua menjadi lebih peduli dalam menerapkan pola asuh yang baik dan gizi seimbang, serta berkomitmen untuk mencegah stunting demi masa depan yang lebih sehat bagi generasi mendatang". ujar Hafidza Zuhdiyya.