Stunting, yang merupakan kondisi gangguan tumbuh kembang anak akibat kekurangan gizi kronis, menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi. Oleh karena itu, berbagai upaya pencegahan terus digalakkan, salah satunya melalui sosialisasi dan pemberdayaan masyarakat. Salah satu inisiatif yang patut mendapat perhatian adalah gerakan penanaman sayuran yang digagas oleh Kelompok Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 46. Gerakan ini merupakan kelanjutan dari acara Sosialisasi Stunting Parenting yang sebelumnya telah diselenggarakan sebagai upaya edukasi dan pemberdayaan orang tua tentang pola asuh yang tepat untuk mencegah stunting pada anak-anak.
Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi, terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu masa sejak kehamilan hingga anak berusia 2 tahun. Selain itu, pola makan yang tidak seimbang, akses terbatas terhadap makanan bergizi, serta faktor sosial-ekonomi menjadi pemicu tingginya angka stunting. Berdasarkan masalah tersebut, pendekatan yang menyasar keluarga dan masyarakat menjadi kunci dalam pencegahan stunting.
Kelompok KKM 46 berinisiatif untuk menyikapi masalah ini dengan cara yang kreatif dan aplikatif. Setelah mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya pola asuh yang baik dan pemenuhan gizi pada anak melalui kegiatan Stunting Parenting, mereka melanjutkan dengan sebuah program yang dapat langsung berdampak pada perbaikan gizi keluarga. Program tersebut adalah penanaman sayuran di halaman rumah yang diharapkan dapat menciptakan ketahanan pangan keluarga dan menambah variasi asupan gizi yang lebih sehat.
Gerakan penanaman sayuran ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan akses keluarga terhadap makanan bergizi: Dengan menanam sayuran di rumah, keluarga dapat mengakses sumber gizi yang lebih sehat dan murah.
- Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya gizi seimbang: Program ini juga bertujuan untuk mendidik masyarakat tentang pentingnya pemenuhan gizi yang baik bagi tumbuh kembang anak, terutama dalam periode kritis 1.000 HPK.
- Memperkenalkan cara bertanam yang mudah dan efektif: Penanaman sayuran dilakukan dengan metode yang mudah dan tidak memerlukan lahan luas, sehingga dapat diterapkan oleh keluarga di berbagai kondisi.
- Mengurangi ketergantungan pada pasar: Dengan menanam sendiri sayuran di rumah, keluarga dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli sayuran yang terkadang tidak terjamin kualitas gizi dan kebersihannya.
Program penanaman sayuran dimulai dengan sosialisasi kepada masyarakat tentang cara bertanam sayuran yang baik dan benar. Kegiatan ini melibatkan penyuluhan langsung di lapangan oleh mahasiswa KKM 46.
Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:
- Pemilihan jenis sayuran: Kelompok KKM 46 mengajak masyarakat untuk memilih jenis sayuran yang mudah ditanam dan memiliki kandungan gizi tinggi, seperti kangkung, bayam, sawi, dan tomat. Selain itu, tanaman yang dipilih juga harus cocok dengan iklim lokal dan mudah tumbuh.
- Pemberian bibit dan alat berkebun: Kelompok KKM 46 memberikan bibit sayuran serta perlengkapan sederhana untuk bertanam, seperti pot, tanah, dan pupuk organik. Mereka juga memberikan pelatihan tentang cara menanam, merawat, dan memanen sayuran.
- Pendampingan secara berkelanjutan: Setelah penanaman, mahasiswa KKM 46 tetap melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk memastikan bahwa kegiatan bertanam sayuran berjalan dengan baik. Mereka memberikan tips tentang pemeliharaan tanaman dan solusi untuk masalah yang sering dihadapi dalam bertanam, seperti hama atau kekurangan air.
- Penyuluhan tentang gizi: Selain mengajarkan cara bertanam, mahasiswa juga menyelenggarakan sesi tentang pentingnya konsumsi sayuran untuk meningkatkan status gizi keluarga, terutama untuk anak-anak agar terhindar dari stunting.
Dari gerakan ini Kelompok KKM 46 berharap agar gerakan ini dapat terus berkembangdan berjalan terus sampai kedepan. Mereka juga berharap program ini dapat menjadi bagian dari solusi jangka panjang untuk mengurangi angka stunting di Indonesia.
Gerakan penanaman sayuran yang digagas oleh Kelompok KKM 46 adalah contoh nyata dari upaya pencegahan stunting yang mengedepankan kemandirian keluarga dalam mencukupi kebutuhan gizi. Dengan pendekatan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat, program ini tidak hanya memberikan solusi praktis bagi pemenuhan gizi keluarga, tetapi juga mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pola makan sehat untuk mencegah stunting. Gerakan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan Sosialisasi Stunting Parenting yang telah dilaksanakan sebelumnya, yang bertujuan untuk memberikan informasi dan kesadaran kepada masyarakat tentang cara-cara sederhana namun efektif dalam mencegah stunting. Harapannya, gerakan ini dapat menginspirasi lebih banyak pihak untuk turut berkontribusi dalam upaya pencegahan stunting demi masa depan anak-anak Indonesia yang lebih sehat dan cerdas.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI