Jum'at, 06 Januari 2023, Pukul 07.00 WIB s/d selesai di Dusun Ganten, Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang telah terlaksana kegiatan Ro'an (bersih-bersih) di musholla RT 22. Kegiatan tersebut dilakukan oleh mahasiswa KKM kelompok 223 dari Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang (UIN Malang). Kegiatan ini sebagai bentuk "Giat Musholla" yang dilakukan guna meningkatkan iman, menciptakan lingkungan ibadah yang bersih agar dapat melakukan kegiatan keagamaan dengan lebih bersemangat, khusyuk dan nyaman.
Kegiatan dimulai dengan membersihkan area dalam musholla, seperti membersihkan karpet, membersihkan langit-langit musholla, menyapu, dan mengepel keseluruhan area musholla. Tak lupa untuk membersihkan tempat wudlu dan kamar mandi juga lemari penyimpanan barang-barang seperti menyusun, dan merapikan mukena dan barang-barang lain yang terdapat di dalamnya.
Selain itu, mengaji Al-Qur'an one day one Juz di Musholla juga termasuk salah satu kegiatan "Giat Musholla" yang dilakukan oleh kelompok 223 KKM UIN Malang setiap selesai solat Shubuh. Kemudian khotmil Al-Qur'an ini juga dilakukan bersama pada hari Sabtu, 07 Januari 2023 di Musholla tersebut. Adapun kegiatan lain pada "Giat Musholla" salah satumya yaitu kesenian musik rebana.
Kesenian musik rebana yang mempunyai keterkaitan sejarah pada masa penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga akrab disebut dengan banjari. Iramanya yang menghentak, variatif dan rancak membuat kesenian ini banyak digrandrungi masyarakat. Kesenian banjari juga sering dijadikan sebagai pembukaan kegiatan keagamaan maupun ajang perlombaan berbagai tingkat.
Dalam versi ini, yang disebut sebagai perintis adalah seorang keturunan Arab Habib Abu Bakar bin Idrus Al-Habsyi yang akrab disapa Yik Bakar. Ia adalah salah seorang tokoh masyarakat yang menggemari kesenian Islam. Melalui kesenian, solidaritas umat Islam mudah disatukan. Disela-sela latihan kesenian inilah, Yik Bakar memberikan nasehat-nasehat keagamaan.
Dari situ, masyarakat semakin intens berlatih kesenian Hadrah ini. Â Hadrah ini memiliki banyak pengikut. Dahulu Hadrah tersebut belum dikenal dengan sebutan Al-Banjari, akan tetapi Majruran (majelis yang berjajar atau "sekumpulan yang berbaris-baris"). Kegiatan kesenian ini kemudian tersebar ke daerah lainnya.
Ada yang mengatakan bahwasannya Al-Banjari itu disebarkan oleh Ustadz Chumaidi Abdul Majid yang berasal dari dari Tapaan Pasuruan, sedangkan kedua bernama Muhammad Zaini Abdul Ghani atau yang lebih dikenal dengan nama Guru Zaini dari Martapura Banjarmasin. Keduanya belajar menuntut ilmu kepada Kiai Syarwani di Pondok Pesantren Datuk Kalampayan Bangil.
Hadrah atau biasa yang dikenal dengan al-banjari merupakan kegiatan membaca sholawat dengan diiringi alat musik terbang. Seni Al-Banjari memiliki irama yang menghentak, rancak dan variatif. Kesenian ini seringkali digelar dalam acara-acara seperti maulid nabi, isra' mi'raj atau hajatan semacam sunatan dan pernikahan.
Keunikan banjari adalah terdapat satu alat musik yaitu rebana yang dimainkan dengan cara dipukul secara langsung oleh tangan pemain tanpa menggunakan alat pemukul. Musik ini dapat dimainkan oleh siapapun untuk mengiringi nyanyian dzikir atau sholawat yang bertemakan pesan-pesan agama dan juga pesan-pesan sosial budaya. Umumnya menggunakan bahasa Arab, tapi belakangan banyak yang mengadopsi bahasa lokal untuk kesenian ini.
Di Dusun Ganten Desa Tulungrejo sekarang ini mulai ada kelompok kesenian Al-Banjari atau Hadrah yang di pimpin oleh Bpk. Ahmat Ali atau yang sering di panggil Pak Mat yang terletak di dusun Ganten RT 21 Desa Tulungrejo, kesenian ini terdiri dari beberapa anak yang masing-masing memiliki peran aktif sebagai vokalis dan pemegang alat musik, biasanya vokalis terdiri dari vokal utama, vokal suara (1, 2, dan 3), dan vokal backing, untuk pemusik terdiri dari alat rebana dan bass beserta alat-alat yang lain, saat ini grup Al-Banjari Dusun Ganten masih dalam proses pembelajaran. Melihat antusias dari para remaja di sini yang semangat berlatih, walaupun sejatinya tidak ada pelatih khusus yang melatihnya. Akan tetapi itu tidak mengurangi rasa semangat mereka untuk terus berlatih Al-Banjari.