Mohon tunggu...
KKM TEMATIK 16 UNTIRTA
KKM TEMATIK 16 UNTIRTA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

KELOMPOK KULIAH KERJA MAHASISWA TEMATIK 16 UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA DESA PASILIAN KECAMATAN KRONJO KABUPATEN TANGERANG

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKM Tematik Kelompok 16 UNTIRTA 2022 Sukses Gelar Focus Group Discussion (FGD) tentang Permasalahan Stunting

14 Agustus 2022   12:42 Diperbarui: 14 Agustus 2022   12:51 641
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KKM tematik kelompok 16 UNTIRTA 2022 sukses gelar focus group discussion (FGD) pada (13/08) FGD dengan tajuk “INI PENTING!, INISIASI PEMERINTAH TERHADAP PERMASALAHAN STUNTING” FGD yang berlangsung selama dua jam ini fokus terhadap materi INISIASI PEMERINTAH TERHADAP PERMASALAHAN STUNTING. Diskusi yang dilakukan via zoom meeting ini berjalan lancar, dengan pesrta yang terlihat aktif dan antusias dalam diskusi yang berlangsung selama dua jam, Ketua KKM tematik kelompok 16 UNTIRTA 2022, Risky, berharap dalam FGD ini dapat menambah pengetahuan bagi semua kalangan mengenai pentingnya permasalahan stunting khususnya di kecamatan kronjo desa pasilian. “saya berharap dengan adanya FGD ini bisa menambah ilmu kita mengenai pencegahan dan penanganan stunting bagi semua kalangan masyarakat.” Di samping sukses menggelar kegiatan FGD, ia juga berharap agar kegiatan ini dapat menjadi langkah untuk melakukan pencegahan dan penanganan stunting khususnya untuk desa pasilian, kecamatan keronjo. 

FGD ini turut dihadiri oleh dr. Hj. Desiriana Dinardianti, MARS., selaku kepala dinas kesehatan kabupaten tangerang, dalam sambutannya ia mengatakan perlunya ada kolaborasi dan saling begandengan antar elemen masyarakat dalam melaksnakan percepatan penurunan stunting “untuk menangani stunting ini kita tidak bisa hanya sendiri, harus bersama-sama dari semua unsur masyarakat harus saling bergandengan tangan untuk dapat melaksanakan percepatan penanganan penurunan stunting di kabupaten tangerang”. kepala dinas kesehatan kabupaten tangerang mengapresiasi KKM tematik kelompok 16 UNTIRTA 2022 yang mengadakan FGD yang mengangkat isu stunting, karena stunting masih menjadi masalah nasional dan juga masih menjadi masalah di kabupaten tangerang, beliau juga berharap FGD ini bisa memberikan rekomendasi positif terhadap penanganan stunting khususnya di kabupaten tangerang. Beliau juga memaparkan materi mengenai percepatan penurunan stunting di kabupaten tangerang. 

H. Tibi, M.Pd, M.Si, Kp selaku camat kronjo juga menghadiri FGD ini, dalam sambutaannya ia menjelaskan “perlu adanya komitmen yang kuat di semua pihak serta advokasi pemerintahan daerah juga harus optimal, perlu adanya kolaborasi antar elemen masyarakat agar dapat mendukung dan mengawal pelaksanaan percepatan penurunan stunting, khususnya di kecamatan kronjo harus bekerjasama antar akademisi, masyarakat, lembaga sosial serta kepala desa, RT, RW serta kejaroan”. Beliau juga mengatakan bahwa sekarang kita harus rawat mereka Karena kelak mereka akan merawat bangsa ini.

H. Abdulatif, S.IP selaku kepala desa pasilian berpendapat bahwa untuk dapat melakukan pelaksanaan percepatan penurunan stunting perlu adanya peran serta gerakan dari semua elemen agar dapat terwujudnya percepatan penurunan stunting, karena stunting sendiri masalah kita bersama sehingga kita perlu menyelesaikannya bersama-sama oleh berbagai elemen masyarakat.

dr. Udin Suprayogi selaku kepala puskesmas kronjo turut menghadiri FGD, ia berpendapat bahwa semua kalangan masyarakat harus bergerak untuk mengatasi stunting “stuntin harus semua elemen masyarakat, harus semua bergerak mengatasi stunting, jika stunting tidak di selesaikan bersama-sama kalau hanya faktor dari sisi kesehatan saja maka tidak akan maksimal, karena interfensi spesifik hanya mampu mengatasi stunting 30%, sedangkan 70% nya adalah dari interfensi sensitive yaitu peran dari lintas sektoral yang lain, maka dari itu perlu adanya kerja sama antar elemen karena tidak bisa sendiri-sendiri,” 

Riswanda Ph. D selaku Associate Professor Akselerator kebijakan turut menghadiri FGD, ia berpendapat bahwa perlu adanya intervensi kebijakan di kajian kewilayahan sesuai dengan prioritas nasional RKP 2022, pemetaan lintas aspek ada tiga yaitu simple/classical intervention, family system intervention, and crisis intervention, serta setrategi-aksi intervensi, Beliau juga memaparkan ide mengenai pembuatan indeks tanggap stunting, pendalaman kajian kebijakan dan tata kelola kerjasama antar unit pemerintahan adalah pekerjaan rumah selanjutnya dari afirmasi positif atas terbentuknya tim percepatan pencegahan anak kerdil (STUNTING) SEKRETARIAT WAKIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

syifa dian utami selaku TOP 5 duta genre provinsi banten turut menghadiri FGD, ia berpendapat bahwa kasus stunting tidak boleh di sepelekan karena dampak stunting yang bisa berpengaruh terhadap masa depan bangsa. “kasus stunting ini tidak bisa di sepelekan karena menyangkut masa depan bangsa, jika indonesi masih banyak kasus stunting maka kemungkinan besar indonesia tidak bisa memanfaatkan bonus demografi dengan baik, maka perlu adanya kerja sama yang kompak antar masyarakat intansi pemerintahan dalam menangani kasus stunting”. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun