Pada hari Senin, 26 Februari 2024, KKG Gugus II Wahana Aditya Kiara Kecamatan Kiarapedes kembali menggelar kegiatan Praktik Baik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di wilayah tersebut. Kegiatan ini berlangsung di UPTD SDN 1 Cibeber dan menarik perhatian para guru Kelas I (Fase A) dan Kelas IV (Fase B).
Praktik Baik kedua yang diselenggarakan secara mandiri oleh Gugus II ini merupakan wadah bagi para pendidik untuk memperdalam pemahaman tentang penyusunan perangkat ajar dalam konteks Kurikulum Merdeka.
Acara yang mengangkat tema "Cara Menyusun Perangkat Ajar" dalam konteks Kurikulum Merdeka ini diisi dengan materi yang disampaikan oleh pemateri berpengalaman dari Sekolah Pengerak di wilayah tersebut, yakni UPTD SDN 3 Pusakamulya. Mimin Nurlaeni, S.Pd, Ratna Gumilar, S.Pd, Zahrotul Mila, S.Pd, dan Pipit Hendaryani menjadi narasumber yang dipandu dengan apik oleh Ibu Ida Oktiawati, S.Pd selaku moderator.
"Acara Praktik Baik kali ini bertujuan untuk memberikan dukungan konkret bagi guru-guru yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Kami berharap para peserta dapat mengembangkan perangkat ajar yang lebih baik dan relevan dengan kebutuhan pembelajaran saat ini," ungkap Ida Oktiawati, S.Pd selaku koordinator kegiatan.
Dengan dihadiri oleh guru-guru Kelas I (Fase A) dan Kelas IV (Fase B), diharapkan bahwa setelah mengikuti acara ini, mereka dapat lebih siap dan percaya diri dalam mengimplementasikan kurikulum yang telah disusun, serta mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di setiap ruang kelas.
Selain membahas teknis penyusunan perangkat ajar, acara ini juga memfasilitasi Forum Diskusi Kelompok (FGD) yang membicarakan tantangan dan solusi yang dihadapi oleh para guru di kelas. Dalam FGD tersebut, Ibu Ida Oktiawati, S.Pd mengangkat isu penting tentang Penerapan Sosial-Emosional (PSE) pada kegiatan pembelajaran khususnya pada tahapan pendahuluan.Â
Menurutnya, integrasi PSE dalam pembelajaran tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan akademik siswa, tetapi juga dapat mengurangi tekanan emosional yang mereka rasakan. Dengan membekali siswa dengan keterampilan mengatur diri dan mengelola emosi, pembelajaran ini diharapkan mampu mengurangi tingkat cemas, depresi, dan stres.
Tidak hanya itu, sebagai tindak lanjut dari diskusi tentang PSE, dilakukan pula sesi ice breaking. Ice breaking ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, melatih kemampuan berpikir kreatif, memperkuat kerjasama tim, meningkatkan rasa percaya diri, serta mempersiapkan peserta didik menerima materi dengan lebih baik.