Dua abad lalu, demam berdarah dianggap penyakit ringan hingga timbul wabah dengue di Manila, Filipina. Sejak saat itu, demam berdarah dengue dinyatakan sebagai penyakit berbahaya dan mematikan. Di Indonesia sendiri, demam berdarah dengue diyakini muncul pertama kali di Surabaya pada 1968 dan berturut-turut mewabah di kota lainnya. Jadi, apa itu demam berdarah dengue? Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk, terutama spesies Aedes aegypti. Gejala penyakit ini mirip dengan gejala flu, seperti demam, sakit kepala, ruam, serta nyeri otot dan sendi.Â
Menurut World Health Organization (WHO), gejala klinis penyakit demam berdarah dengue adalah demam tinggi mendadak selama 2--7 hari, manifestasi pendarahan, pembesaran hati, trombositopeni (kekurangan trombosit dalam darah), dan hemokosentrasi (pembesaran plasma). Patokan tersebut telah digunakan sebagai pedoman oleh sebagian besar dokter dalam menangani kasus demam berdarah dengue. Pada kasus yang parah, demam berdarah bisa mengancam nyawa dan akan merenggut nyawa penderita dalam waktu relatif singkat. Penyakit ini harus ditangani secepatnya agar tidak berakibat fatal.
Manusia bisa terinfeksi virus dengue apabila tergigit nyamuk yang mengandung virus dengue. Di sisi lain, nyamuk bisa menghisap virus dengue di tubuh manusia dan virus itu akan tersimpam di lambung nyamuk yang akan tersebar di seluruh jaringan tubuh, tidak terkecuali pada air liurnya. Jadi, jika nyamuk menggigit manusia, virus dengue akan masuk ke tubuh manusia bersamaan dengan air liur nyamuk. Akan tetapi, tidak semua gigitan nyamuk yang memiliki virus dengue bisa menularkan virus ke tubuh manusia. Itu semua tergantung dari daya tahan tubuh. Apabila daya tahan tubuh lebih kuat, maka virus dapat dilawan oleh tubuh.
Saat ini, berita dipenuhi dengan laporan tentang suhu yang memecahkan rekor, cuaca ekstrem, dan perubahan ekosistem. Sayangnya, perubahan ini menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk yang berperan sebagai penyebab utama dari demam berdarah. Berdasarkan penelitian, penyakit ini tidak hanya menyerang kota besar, tapi juga pedesaan dan daerah lain. Hal ini menjadi masalah besar karena sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di wilayah pedesaan. Persebaran penyakit ini disinyalir menjalar dari sumber penularan (kota besar) ke daerah lain melalui perantara darat laut, maupun udara. Insiden demam berdarah telah meningkat secara drastis di seluruh dunia dalam beberapa dekade terakhir, dengan jumlah kasus yang dilaporkan ke WHO meningkat dari 505.430 kasus pada tahun 2000 menjadi 5,2 juta pada tahun 2019. Jumlah kasus demam berdarah tertinggi tercatat pada tahun 2023 yang terus berlanjut, ditambah dengan lonjakan kasus yang tidak terduga dengan lebih dari 6,5 juta kasus dan lebih dari 7.300 kematian yang dilaporkan.
Tenaga kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam menghadapi tantangan demam berdarah dengue. Mereka terlibat langsung dalam edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, menerapkan langkah pencegahan persebaran nyamuk, memantau penyebaran penyakit, dan berkolaborasi dengan pemerintah untuk merespons cepat jika terjadi wabah. Lalu mereka juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang gejala DBD, sehingga pasien bisa segera mendapatkan perawatan medis sebelum kondisi semakin parah. Dengan peran ini, tenaga kesehatan masyarakat menjadi ujung tombak dalam menekan angka penyebaran dan kematian akibat DBD.
Waktu terus berjalan dan ancaman demam berdarah semakin meningkat. Mengabaikannya bukanlah pilihan. Kita harus segera bertindak, baik secara individu maupun bersama-sama, untuk mengatasi perubahan iklim, mengendalikan jumlah nyamuk, dan memprioritaskan penelitian. Oleh karena itu, marilah kita menjaga lingkungan dan mencegah persebaran demam berdarah, dimulai dari hal-hal kecil seperti menjaga kebersihan lingkungan, memakai produk anti-nyamuk, rajin menguras bak mandi, melakukan fogging, menggunakan kelambu saat tidur, dan lainnya. Harapannya, kasus demam berdarah di dunia bisa menurun.
KATA KUNCI: Kesehatan, Masyarakat, Virus
DAFTAR PUSTAKA
N, Frida. (2019). Mengenal Demam Berdarah Dengue. Semarang: ALPRIN.
WHO. 2024. Dengue and severe dengue. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/dengue-and-severe-dengue [online]. (diakses tanggal 12 September 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H