"AI seperti ChatGPT tidak dirancang untuk diagnosis medis. Kasus ini lebih menunjukkan perlunya pendekatan lebih holistik dalam praktik kedokteran," tegas Dr. Sarah Thompson, ahli endokrinologi dari Mayo Clinic.
Dampak dan Pro Kontra
- Kasus ini memicu diskusi intens di kalangan medis:
- Pendukung melihat ini sebagai bukti potensi AI sebagai alat pendukung diagnosis
- Skeptis khawatir akan risiko over-reliance pada teknologi yang belum teruji klinis
Yang tak terbantahkan: kisah Bannon menyoroti pentingnya komunikasi dokter-pasien yang lebih baik dan perlunya pertimbangan diagnosis alternatif ketika gejala tidak khas.
Sementara komunitas medis masih memperdebatkan implikasi kasus ini, satu hal yang pasti - cerita Lauren Bannon akan terus menjadi studi kasus penting dalam evolusi praktik kedokteran di era digital.
Sumber berita : interestingengineering.com/health/woman-credits-chatgpt-for-spotting-cancer?group=test_b
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI