Tentang Palawija dan Industri Alsintan Lokal
 (Surat Terbuka untuk Para Capres dan Cawapres)Â
Yang saya hormati para Capres dan Cawapres yang akan berkompetisi dalam Pemilu 2024 mendatang.
Melalui Kompasiana yang merupakan platform blog dan publikasi online yang dikembangkan oleh Kompas Cyber Media dan telah beranggotakan jutaan orang yang tersebar di berbagai pelosok tanah air bahkan hingga ke luar negeri, saya ingin mengajak anda untuk merenungkan dan mencari solusi terkait dengan masalah pertanian yang menurut Bung Karno diibaratkan sebagai kaki bangsa. Sebagai kaki bangsa mestinya harus kuat dan mampu berlari meraih kemajuan.
Saya yakin para capres dan cawapres masing-masing telah memiliki visi dan konsepsi untuk membangkitkan bangsa. Tentunya anda semua setuju dengan premis saya bahwa kebangkitan nasional yang esensial itu terbit dari desa. Kebangkita bangsa yang sejati indikator utamamnya adalah produktivitas pertanian dan masyarakat desa.
Mas Ganjar, Mas Anies dan saya yang sama-sama pernah menuntut ilmu di kampus UGM tentunya telah merasakan spirit "ndeso" dari almamater tercinta. Spirit cinta pertanian dan ekosistem desa itu tentunya telah mewarnai karakter kita. Begitupun dengan Pak Prabowo yang pernah menjadi ketua HKTI, tentunya juga memiliki karakter yang senada.
Persepsi tentang kebangkitan bangsa sebaiknya tercerahkan dan mengedepankan rasionalitas. Orang bijak mengatakan bahwa langkah besar itu merupakan sinergi langkah kecil. Kebangkitan nasional sejatinya adalah resultan dari kebangkitan lokal yang mampu mengubah kondisi inferior menjadi unggul. Perlu mengelaborasi potensi dan proses-proses nilai tambah dari beberapa produk atau komoditas lokal yang selama ini dianggap remeh tetapi sebenarnya berpotensi mewujudkan kebangkitan nasional.
Menggenjot Produktivitas Palawija
Banyak komoditas pertanian yang selama ini sering diabaikan sehingga hal itu menjadi inferior sepanjang masa. Saatnya komoditas palawija digenjot besar-besaran untuk mewujudkan ketahanan pangan dan bio energy. Palawija jangan hanya ditanam sebagai sebagai peralihan musim sehingga produktivitasnya sering diabaikan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) istilah palawija berarti tanaman selain padi; biasa ditanam di sawah atau di ladang, seperti kacang-kacangan, umbi-umbian, jagung, dan lain-lain.