Mohon tunggu...
Kiti Andriani
Kiti Andriani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

I am a freelancer, actively writing on several novel platforms and also a longing poet.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Revenge

27 Agustus 2024   19:53 Diperbarui: 27 Agustus 2024   19:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 Sumber : pixabay.com

Fatima merasa darahnya mendidih. "Pernikahan? Mas Hans, apa yang terjadi?"

Dera melangkah maju, dengan senyum sinis di wajahnya. "Hans dan Safira sudah menikah. Setelah lima tahun pernikahanmu yang tanpa hasil, kami butuh seseorang yang bisa memberikan cucu untuk keluarga ini."

Safira yang berdiri di samping Hans tersenyum puas. "Pada akhirnya kamu tahu juga, Mbak. Sekarang aku sudah menjadi istri Mas Hans. Dan aku bukan hanya menjadi adik tirimu, tapi juga adik madumu."

Fatima merasakan seakan-akan dunia runtuh di sekelilingnya. "Mas Hans, kamu sungguh tega melakukan ini padaku?" Air mata mulai mengalir di pipinya.

Hans tampak bingung dan penuh rasa bersalah. "Fatima, ini bukan keinginanku. Ibu terus mendesakku. Aku tidak bisa menolak permintaan ibu, bahkan ayah menyetujui pernikahan ini. Aku masih mencintaimu dan semuanya akan baik-baik saja."

"Tapi kamu menikahinya!" teriak Fatima, suaranya pecah oleh kesedihan dan kemarahan.

Bahkan ketika menoleh ke arah ayahnya yang duduk di kursi roda, ia tidak melihat rasa bersalah di wajah ayahnya.

Seakan sang ayah memang tidak lagi peduli padanya, kasih sayang yang dulu ia dapatkan penuh, kini terisi oleh Safira.

Bukan hanya hati sang ayah, tapi juga hati suami yang sangat dicintainya, yang sangat ia dukung dalam bisnisnya sehingga menjadi TKW.

Senyum sinis pun terlihat dari wajah ibu tirinya, yang sejak dulu selalu iri kepada Fatima, karena Fatima selalu mendapatkan apa yang tidak didapatkan oleh Safira.

"Ayah... kenapa Ayah melakukan ini padaku? Kenapa Ayah mengizinkan Mas Hans menikahi Safira, Ayah? Apa tidak ada wanita lain agar aku tidak terlalu tersakiti, Ayah?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun