Mohon tunggu...
Kitong Bisa
Kitong Bisa Mohon Tunggu... -

Kitong Bisa adalah sebuah konsultan nonprofit yang bergerak dalam bidang pendidikan, konsultasi manajemen, event organizer, dan juga CSR adviser. Kitong Bisa didirikan di Papua pada tahun 2009, dan saat ini, jangkauan areanya sudah beredar di seluruh Indonesia, bahkan hingga Vietnam. Kitong Bisa saat ini juga berpartner dengan sebuah perusahaan IT Solution and Apps Developer, untuk membuat berbagai produk teknologi, khususnya yang membantu proses pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kitong Bisa, dari Papua untuk Indonesia yang Mendunia

10 Januari 2017   07:02 Diperbarui: 10 Januari 2017   08:53 1590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo. Hai, perkenalkan kami adalah kitong bisa. Sepintas nama ini mirip dengan gerakan sosial yang membantu mencarikan bantuan dana secara online untuk bantuan sosial kemanusian. Banyak hal yang menjadikan kami berbeda. Begitulah orang bilang tak kenal maka tak sayang. Maka ijinkan kami mengenalkan diri agar kedepan kami dapat berbagi tulisan tentang berbagai hal yang menyangkut pendidikan, human resources dan sosio entrepreunership. Ya 3 hal tersebut merupakan bidang yang menjadi fokus dan ruang gerak Kitong Bisa selama ini. 

Kitong bisa bermula dari sebuah kegiatan belajar mengajar yang diberikan secara cuma-cuma untuk membantu mereka sebagian  anak-anak Papua tepatnya di Serui pada tahun 2009. Kitong bisa diprakarsai oleh seorang putra Papua yang bernama Billy mambrasar yang dibantu penuh oleh ayahnya. Pada awal berdirinya di Serui sana hanya ada 15 peserta anak Papua di Serui yang bergabung menjadi anak didik Kitong Bisa. Billy mendirikan kitong bisa terinspirasi dari perjalanan hidupnya sendiri yang merasakan betapa sebagai  anak Papua ingin  memiliki pendidikan dengan kompetensi  yang menjadikan anak Papua berdaya saing maksimal tidak hanya di level nasional melainkan juga internasional.

Nyata, Billy yang medapatkan beasiswa penuh selama menempuh pendidikan di Institut Teknoklogi Bandung hingga kemudian meraih gelar Master di Australian National University tersebut membekali anak didik di Serui dengan kurikulum sederhana yang didalamnya mengajarkan kemampuan bahasa inggris, Komputer dan Internet, Kepedulian lingkungan,  Komunikasi dan kepemimpinan. Seiring berjalannya waktu, dari tahun 2009 hingga sekarang, jumlah anak didik kitong bisa  mencapai 527 anak.

Bahkan Kitong bisa tidak hanya berfokus pada pendidikan anak-anak Papua. Kitong bisa turut menginisiasi lahirnya kelompok belajar di beberapa daerah lain seperti :Sekolah Inspirasi Pedalaman Banjarnegara - Jawa Tengah; Sola Gratia Learning Centre Kupang - NTT, Rumah Baca Nusa Lombok - NTB; Muara Angke Yayasan Anak Pesisir Jakarta Utara hingga mengepakkan sayap ke negara tetangga , tepatnya di Quatmo Foundation HCM City Vietnam.

away day kitong bisa 2017 (dok.kitong bisa)
away day kitong bisa 2017 (dok.kitong bisa)
Tahun 2017 ini Kitong bisa baru saja mendapatkan energi baru yang berasal dari para voulunteer. Setelah melalui beberapa tahap seleksi, selama 2 hari, pada tanggal 7-8 Januari lalu Kitong bisa mengadakan gathering dalam acara Away Day Kitong Bisa 2017. 

Dalam Away Day tersebut terbangun semangat kebersamaan antara relawan baru, staf kitong bisa  dan juga para expert panelis yang telah berbagi pengalaman dan lintas keilmuan kepada Kitong Bisa. Expert panelis  yang hadir dalam Away day 2017 ini antara lain : Rita Fitria ( Internal Audit Manager BNI), Florence Armein ( Head of Jakarta Globe News Channel, Berita Satu Media Holding), Dr. James Modow M. Mt ( Staf Ahli Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan),  Ardi Putra Baramuli (Head, Bussines management and Assurance ANZ), Indri Shanders (Assisten Vice President PT. Bank Negara Indonesia), Dr. Phil Juliana Murniati M.Si (Wakil Rektor bidang Akademik Unika Atmajaya),  Ibu Risa Bhinekawati (dosen podomoro university),dan Fitrian Aldriansyah (Indonesia Cpuntry Director at IDH The sustainable Trade Inituiative).

Saat ini Kitong bisa berkolaborasi dengan AIST IT solution  juga tengah mempersiapkan diri untuk sebuah kompetisi MIT Global Bootcamps. Sebuah ajang kompetisi  inisiatif entrepreunership di bidang  star up pendidikan yang berbasis teknologi IT, Rencananya pada tanggal 16-17 januari 2017 di Bangkok tim Kitong bisa akan memasuki tahap penjurian untuk ide  aplikasi teknologi yang diberi nama AIST BUS ( Buku Untuk Semua) yang berbasis web untuk peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia. Mohon doa dari semua ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun