Mohon tunggu...
dede agustinus
dede agustinus Mohon Tunggu... -

hobi membaca, pernah bekerja di Bank Bali, pekerjaan terakhir PT. Daya Anugrah Mandiri.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ghadafi yang Malang

23 Februari 2011   02:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Timur tengah dan Afrika selatan masih panas.  Mungkin sedikit yang memperhatikan  perbedaan  Ben ali Tunisia,Husni mubarak Mesir dengan Khadafi di Lybia.  Kalau Ben Ali dan Husni Mubarak tampil di TV sangat modist dan rapih menunjukan kekayaan mereka hasil korupsi.   Sedangkan penampilan Khadafi sangat bersahaja dalam 2 penampilannya sampai dengan tgl 22 feb 2011 ini. Penampilan khadafi dengan membawa payung putih sendiri dan keluar dari mobil kuno yang terakhir tampil di barak militer sungguh sangat berbeda bahkan salah seorang jurnalis asing mengatakan apakah Khadafy ngak punya PR untuk menjaga citra (Indonesia politik pencitraan).  Khadafy seperti seorang yang hidup dalam gelembung pikirannya sendiri.

Yang luar biasa dari Khadfy dia tidak korupsi,  semua kekayaan libya dikembalikan ke rakyat Lybia, Khadafy sebagai pemimpin pasti menikmati kekayaan tapi dalam batas yang wajar sehingga rakyat tidak menuntut dari segi ekonomi, mereka berdemo untuk kebebasan politik.  dari segi ini Khadafy harus di acungi jempol,  bandingkan dengan Pejabat atas sampai bawah di India yang menyelewengkan bantuan pangan subsidi untuk orang miskin, Mungkin di Indonesia masih ada.  Pejabat Korup harus belajar dari khadafy. Walaupun dengan segala kekuasaannya dia dapat korupsi  dan naik pangkat jadi jendral besar, tetapi Khadafy tidak melakukan bahkan pangkatnya masih kolonel sampai sekarang.

Khadafy bisa bertanya menurunkan saya dari apa ?  Saya bukan presiden, bukan Raja, dan tidak memiliki apa-apa, Saya hanya seorang pemimpin revolusi.  Segala pembunuhan dan pembantaian Khadafy harus di kecam, mungkin Dia akan  mati di pingir jalan dalam pertempuran, Tapi sifat tidak memeluk kekayaan untuk dirinya sendiri harus di puji dan jadi renungan.

Thxs

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun