Mohon tunggu...
David Abdullah
David Abdullah Mohon Tunggu... Lainnya - —

Best in Opinion Kompasiana Awards 2021 | Kata, data, fakta

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Setop Mati Konyol Demi Konten!

13 Juni 2022   14:26 Diperbarui: 14 Juni 2022   02:45 1024
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada 2021 lalu pun banyak ditemukan insiden serupa. Nyawa sejumlah remaja melayang sia-sia dengan motif yang sama persis: tertabrak truk demi konten.

Selain Challenge Malaikat Maut, ternyata masih banyak tantangan-tantangan gila lain yang bisa berakibat fatal. Lantas, mengapa kaum remaja sangat gemar membahayakan dirinya sendiri hanya demi konten viral?

1. Merasa Terhubung dan Populer

Selama pandemi atau bahkan jauh sebelum itu, internet dan media sosial telah menjadi tempat berlindung yang aman bagi banyak orang yang berjuang untuk menemukan "rumah" idealnya.

Tantangan di media sosial yang viral memberikan kaum remaja kesempatan untuk merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri (komunitas). Tak peduli kontenya mendidik atau tidak.

Menurut psikolog klinis asal AS, Jennifer Hettema, PhD, media sosial bisa memproyeksikan perasaan komunitas dan koneksi. Hasilnya, tantangan viral akan memperoleh momentum dengan sangat cepat dan masif.

Besarnya animo kaum remaja untuk berpartisipasi dalam aksi berbahaya juga menunjukkan keinginan manusia yang melekat untuk merasa terhubung. Dorongan itu terasa begitu kuat sehingga dapat menggerus kewaspadaan dan adanya risiko terluka saat melakukan tantangan di media sosial.

Anak-anak dan remaja paling rentan terhadap tantangan berbahaya karena kebutuhan akan rasa memiliki serta keinginan untuk diterima yang tinggi.

Selain untuk menarik perhatian, dengan mengikuti tantangan barbar ini, mereka berharap akan memperoleh pujian serta dianggap pemberani, hebat, dan populer. Sementara tantangan berbahaya yang tengah viral sering kalai menawarkan popularitas instan di media sosial.

Popularitas online bisa memuaskan ego serta membuat mereka merasa dihargai. Keberhasilan dalam menyelesaikan tantangan dianggap sebagai "lencana kehormatan" yang akhirnya semakin meningkatkan popularitas mereka di media sosial.

2. Remaja Suka Mengambil Risiko

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun