Sebagai contoh, banyak yang menyebut, pemerintah telah gagal kala menangani pandemi Covid-19. Mereka juga dinilai lamban saat mengambil kebijakan yang tepat dan terukur.
Kepercayaan publik juga tergerus sebab presiden tidak dapat memenuhi janjinya guna memperkuat KPK. Apa yang terjadi justru sebaliknya. Semakin hari lembaga antirasuah itu semakin melemah.
Hal itu diperburuk dengan penindakan kasus yang kerap gagal memenuhi nilai keadilan di mata masyarakat. Alih-alih diganjar dangan hukuman yang berat, koruptor justru ramai-ramai dihadiahi diskon vonis besar-besaran.
Dan yang terbaru, pemerintah dianggap sudah mencederai semangat serta nilai-nilai demokrasi bangsa. Mereka acapkali menerapkan tindakan represif terhadap pihak yang mereka anggap bersebrangan dengan agenda politiknya. Banyak kritik yang dibungkam dengan berbagai cara. Beberapa pengkritik bahkan berakhir di balik jeruji pesakitan.
Kegagalan-kegagalan semacam itu yang akhirnya melahirkan krisis kepercayaan. Akan muncul anggapan yang mengklaim, siapa pun pemimpinnya, Indonesia akan tetap stagnan. Tidak akan ada perubahan ke arah yang lebih baik.
Selain itu, seperti yang telah kita ketahui bersama, para bakal calon presiden sudah mulai memajang baliho-baliho politik di berbagai penjuru negeri. Manusia awam pun tahu, media kampanye itu memang sengaja dipersiapkan untuk menyambut hajatan politik 2024 nanti.
Dari sanalah ketidakpercayaan publik yang awalnya hanya diarahkan kepada pemerintah, makin melebar. Sentimen negatif turut menular terhadap tokoh-tokoh parpol yang akan mencalonkan dirinya kelak.
Pemasangan baliho di tengah pandemi seolah-olah memberikan kesan kepada masyarakat bahwa mereka menihilkan nilai kemanusiaan dan empati. Mereka lebih mengutamakan agenda elektoral dibanding dengan kepentingan rakyat yang jauh lebih penting dan mendesak.
Apalagi, pemilu serentak kemungkinan akan digelar pada situasi pandemi yang belum dapat dikendalikan sepenuhnya. Banyak pemilih yang enggan datang ke bilik suara lantaran khawatir terpapar virus korona, khususnya varian delta.
Perpaduan faktor dan kegagalan itulah yang selanjutnya akan menjadi pemicu lahirnya gerakan golput yang mungkin terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Oleh sebab itu, saya yakin, angka golput akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan apabila dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya.