Ada yang serem, tapi bukan hantu.
Alkisah, hiduplah seorang perempuan. Ia bertemu dengan laki-laki pujaan hatinya dalam sebuah aplikasi kencan. Keduanya saling menunjukkan ketertarikan. Setiap saat mereka saling berkirim pesan, lanjut telponan. Waktu pun berlalu, dan mereka sudah saling nyaman.
Lalu, tiba-tiba pooofff.... Sang laki-laki menghilang. Lenyap bak ditelan lubang hitam. Tanpa jejak. Tanpa alasan. Tanpa adanya kata perpisahan. Intinya tanpa A sampai Z. Padahal, doi masih hidup!
TAMAT
Dari cerita singkat itu, pesan apa yang bisa Kamu petik? Sebuah kisah asmara yang singkat, bahkan terlalu singkat?
Ya, betul. Memang begitulah "ghosting". Sesingkat itu. Ninggalin begitu saja saat lagi hangat-hangatnya. Macam odading yang baru kelar digoreng. Belum sempat dimakan, tapi keburu jatuh di comberan.
Ngobrol tentang ghosting, ada satu lagu cover nge-hits di TikTok yang cukup ear worms. Begini liriknya, "Tiap hari kita chatting. Malamnya kita calling. Baper sampe salting, tapi napa kamu ghosting."
Alasan kenapa ghosting bisa bikin Kamu nyesek banget, yaitu karena Kamu sudah sampai pada level baper atau sudah bawa perasaan sama doi. Rasa sakitnya setara sama sakit gigi. Bikin Kamu susah tidur. Sakitnya mirip patah hati padahal Kamu sama doi belum sempat jadian.
Rata-rata, ghosting terjadi waktu Kamu masih di tahap PDKT sama doi. Soalnya, kalau hubunganmu sudah ke arah yang serius, setidaknya ada penjelasan kenapa hubungan harus diakhiri. Bukan dengan ngilang seenaknya sendiri tanpa kabar.
Biasanya, mereka yang di-ghosting akan menyalahkan diri sendiri. Mereka bakal merasa dirinya kurang menarik ataupun kurang perhatian. Bisa juga merasa diri terlalu menuntut ini itu atau yang lain.