Misalkan kamu memaksa untuk sering-sering bertemu, bisa-bisa kamu cuman makan nasi cocol kecap manis tiap hari sampai akhir bulan. Bisa juga ditambah krupuk jika beruntung. Miris banget, ya.
Untuk kawula muda yang ingin menjalin LDR, kamu harus pastikan lebih dulu jika hubungan itu benar-benar dimaksudkan untuk menuju jenjang pernikahan, bukan cinta kaleng-kaleng atau sejenisnya.
Meski banyak yang sukses menjalin LDR dan dapat berlanjut ke jenjang yang lebih tinggi, menjalani hubungan jarak jauh itu berat. Aku serius, benar-benar berat. Ada lah kira-kira satu ton, bahkan lebih.
Selain harus bisa menahan rindu, akan timbul dampak psikologis yang serius serta ongkos yang tidak murah sebagai konsekuensinya. Terpisah jarak itu sulit.
Akan cukup disayangkan andaikan kamu harus menjalin hubungan jarak jauh, tapi hanya sebatas dimaksudkan untuk main-main saja. Jika kamu menginginkan cinta monyet atau cinta satu malam, mending cari pacar di dekat rumah atau boleh juga kamu berburu pasangan di Tinder, yang cuman beberapa kali swipe bisa langsung bungkus. Nggak pakai ribet!
Tapi, jika kamu memang memaksa ingin menjalin LDR, tidak masalah. Lanjutkan saja, Gaes. Meski begitu, sebelum kamu memutuskan untuk menjalin hubungan tersebut, siapkan beberapa hal berikut.
#1 Biaya
Dalam menjalin hubungan jarak jauh, kamu harus belajar berhitung. Berapa jarak kamu dengan si dia serta berapa biaya yang dibutuhkan saat bertemu.
Makin jauh jarak, semakin mahal pula ongkosnya. Agaknya itu yang menjadi satu-satunya kepastian dalam relasi jarak jauh. Tidak mungkin juga kalau kamu tidak ada keinginan bertemu.
Dengan menjalin LDR itu artinya kamu harus bersiap menyisihkan uang untuk digunakan dalam banyak hal, misalnya kuota, lalu transportasi, konsumsi, dan akomodasi ketika kamu bertemu si dia.
Sebagai contoh, buat bertemu dengan si dia yang berbeda kota saja, butuh uang di kisaran ratusan ribu. Untuk yang berbeda provinsi, dapat mencapai sejuta. Adapun yang berbeda pulau, sudah bisa ditebak, jutaan rupiah mengucur deras. Jadi, apa kamu sanggup?
Saat kamu berada di kota pasanganmu, pisahkan antara uang saku serta uang perjalanan. Jangan sampai kamu jatuh miskin di kota orang, lantas terpaksa harus menjual ginjal agar bisa pulang.