Hari apa yang paling Anda benci? Tak perlu dijawab. Ia akan selalu hadir meski Anda membencinya. Lantas, kaum rebahan bisa apa?
Dahulu kala, jauh sebelum hidung mungil kita menghirup aroma peradaban dengan segala hiruk pikuknya, masyarakat belum memiliki sistem penanggalan yang sahih dan disepakati secara global.
Setiap suku atau bangsa di seluruh dunia mempunyai sistem penanggalan masing-masing. Misalnya, kalender suku Maya serta suku Aztec. Banyak yang meyakini bahwa satu minggu terdiri dari sepuluh hari. Ada pula yang mempercayai bahwa seminggu terdiri dari lima hari.
Itulah alasan mengapa mereka menilai bahwa seminggu terdiri dari tujuh hari. Meski demikian, hari belum memiliki nama seperti apa yang dikenal saat ini. Mereka sekedar menyebutnya dengan hari pertama, kedua, dan seterusnya.
Dalam banyak ragam bahasa, hari Senin umumnya diakuisisi dari istilah "Bulan". Adapun dalam bahasa Indonesia, istilah Senin atau "Isnain" diadopsi dari bahasa Arab yang berarti dua, yang merujuk pada hari kedua dalam sepekan.Â
Nama lain untuk hari Senin adalah Soma, yang diambil dari bahasa Sanskerta yang berarti Bulan. Identik dengan pengertian dalam bahasa-bahasa di Eropa.
Bagi kaum rebahan, eksitensi hari Senin kiranya cukup disesalkan. Pasalnya, hari Senin merupakan awal pekan yang mana semua aktivitas dimulai, seperti malas-malasan, sekolah, kuliah, dan juga kerja.
Oleh karena itu, eksistensi hari tersebut menjadi momen yang paling berat bagi penganut paham rebahanisme di seluruh penjuru Galaksi Bima Sakti.
Adakah yang pernah merasa mager alias malas gerak pada hari Senin? Tak perlu khawatir sebab Anda tidaklah sendirian. Ada jutaan manusia yang mengalami hal serupa. Saya pun termasuk di dalamnya.