Gazza mengklaim beberapa gol krusial dalam kariernya didorong oleh mabuk minuman keras secara maraton beberapa hari sebelum pertandingan.
Dalam sebuah film dokumenter Channel 4 tahun 2009, putra Gazza yang berusia 12 tahun, Regan, bahkan berkata, "Jika saya bisa berharap, saya ingin dia (Gazza) pergi dari kehidupan kami."
"Dia mungkin akan segera mati. Saya pikir sia-sia untuk membantunya. Dia ayahku. Dia seharusnya membantu dan menjaga saya selama ini." tutup Regan.
Di satu sisi, Paul Gascoigne merupakan pemain Inggris paling berbakat di eranya. Pemain dengan kemampuan teknis yang begitu brilian. Namun, di lain sisi, Gazza adalah pemabuk dengan prilaku barbar.
Bisa jadi ada jasa alkohol di setiap gol krusialnya. Akan tetapi, alkohol pula yang merenggut karier gemilangnya sebagai pesepak bola profesional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H