Di sanalah sejarah tercipta. Yuki menjadi pesepak bola wanita Jepang pertama yang bermain untuk kesebelasan pria.
Keberanian pesepak bola wanita berusia 33 tahun itu untuk bergabung dengan tim pria bukannya tanpa alasan. Yuki tengah berusaha memperjuangkan kesetaraan gender melalui profesi yang digelutinya.
Selama ini sepak bola selalu diidentikkan sebagai arena permainan eksklusif bagi kaum Adam. Stigma itulah yang ingin dipatahkan oleh Yuki saat memutuskan untuk bermain di kesebelasan pria asal negara kelahirannya.
Baginya, wanita dan pria sama. Mereka setara. Oleh karena itu, ia sangat yakin bisa bermain bersama dan melawan para pesepak bola pria.
''Saya ingin menyampaikan pesan kepada wanita di luar sana, bahwa kita bisa bergabung dan bermain dengan tim pria. Hal ini juga untuk menantang diri kita sendiri,'' kata Yuki.
''Sejujurnya, saja juga tidak tahu kemampuan saya saat bermain dengan pria. Namun, saya akan tetap memberikan yang terbaik. Ini tentang pengalaman. Saya sangat menantikan tantangan ini,'' tutupnya, dikutip dari CBC Sports.
Hayabusa Eleven bukan tim yang asing bagi dirinya. Kakak Yuki, Genki Nagasato, juga membela klub yang sama. Menurut Genki, sang adik sudah sejak lama ingin beradu gocekan melawan tim pria.
Yuki juga mengaku, bahwa ia terinspirasi oleh pesepak bola wanita asal Amerika, Megan Rapinoe. Pemain sayap OL Reign itu memang kerap menyelipkan pesan-pesan sosial dan kesetaraan gender di atas lapangan hijau.
''Rapinoe sangat menginspirasi saya lewat pesan-pesan sosial dan kesetaraan gender di Piala Dunia 2019. Jadi, saya juga memikirkan cara untuk bisa melakukan hal serupa dengan gaya saya sendiri,'' jelasnya.
Mewujudkan kesetaraan gender dalam olahraga sebelas lawan sebelas tersebut sejatinya sudah diawali oleh organisasi sepak bola terbesar dunia, FIFA. Mereka sudah menambah jumlah representasi perempuan pada posisi-posisi strategis dalam struktur organisasi FIFA.
Di samping itu, organisasi yang dipimpin oleh Gianni Infantino itu juga secara aktif mempromosikan sepak bola wanita di seluruh dunia lewat sejumlah kompetisi guna meningkatkan posisi perempuan di mata masyarakat.