Pada abad ke-19, mereka mempunyai semboyan "Kami menjual seni, bukan tubuh. Kami tak pernah menjual diri, tubuh kami, demi uang." Semboyan itu sekaligus menjadi kode etik yang haram dilanggar, termasuk menjalin hubungan asmara dengan pria.
Stigma negatif Geisha bermula pada akhir Perang Dunia II. Kala itu banyak pekerja seks Jepang yang mengaku sebagai Geisha kemudian menawarkan jasanya kepada pasukan militer Amerika Serikat yang ditempatkan di Negeri Matahari Terbit.
Ketika Jepang mengalami kekalahan atas sekutu, banyak wanita Jepang yang putus asa akibat krisis perang sehingga mereka rela menjadi teman tidur bagi pasukan musuh hanya agar bisa mendapatkan makanan. Imbasnya, Geisha seringkali disalahartikan sebagai profesi "kotor".
Pandangan buruk itulah yang hingga kini masih muncul di benak sebagian orang ketika mendengar kata Geisha. Seakan wanita Jepang tidak layak dihormati dan dipandang setara dengan pria.
Meski sama-sama bekerja dikelilingi oleh para pria, wanita kelahiran 15 Juli 1987 ini memilih jalan yang jauh berbeda dengan sang legenda hidup Geisha. Jika Mineko Iwasaki adalah seniman budaya Jepang, maka ia adalah seniman lapangan hijau.
Dialah Yuki Nagasato, seorang pesepak bola wanita Jepang yang memulai karier seniornya di Nippon TV Beleza. Sebagai striker, Yuki sukses menorehkan 69 gol dalam 110 laga selama membela klub asal Tokyo itu dari tahun 2001 hingga 2009.
Berkat ketajamannya, salah satu klub wanita tersukses di Jerman, FFC Turbine Potsdam, pun meminangnya. Di sana Yuki berhasil melesakkan 48 gol dari 71 laga selama tiga musim. Ia juga tercatat pernah membela klub Eropa lain seperti Chelsea, Wolfsburg, dan Frankfurt.
Pada tahun 2017, Yuki menyebrang ke AS bersama salah satu klub peserta National Woman's Soccer League (NWSL), Chicago Red Stars. Ia sempat membela Brisbane Roar dengan status pinjaman.
Selama menjalani karier pesapak bola profesional, Yuki telah mengemas total 151 gol di level klub. Sementara di timnas ia membukukan 58 gol dari 132 laga.
Prestasi tertinggi yang berhasil dicapai Yuki adalah kala memberikan gelar Piala Dunia Wanita kepada timnas Jepang pada tahun 2011 silam. Sebuah pencapaian yang menempatkan Jepang sebagai salah satu raksasa sepak bola wanita di dunia.