Baru saja, rekan kerja saya juga mengeluhkan hal serupa. Bahkan tagihan yang didapatkan lebih kejam lagi. Dengan pemakaian rata-rata Rp 800 ribu pada bulan-bulan sebelumnya, lantas pada bulan Mei tagihannya mengalami inflasi sebesar 250% atau di angka Rp 2 juta, mengerikan!
Pelanggan seringkali dirugikan karena tidak adanya mekanisme cashback atau ganti rugi atas kelebihan uang yang dibayarkan. Sehingga kini PLN memiliki tugas ganda, yakni memberikan efek kejut listrik pada peralatan elektronik sekaligus pada dompet para pelanggannya.
Kita tidak bisa sepenuhnya mengharapkan belas kasih dari PLN agar tagihan listrik kita bisa sejalan dengan kondisi dompet kita di tengah pandemi.Â
Setidaknya kita bisa melakukan kiat-kiat khusus agar tagihan listrik kita sedikit lebih jinak dan bersahabat. Berikut kiat-kiat bijaknya:
#1 Hemat pemakaian lampu
Nyalakan lampu hanya pada saat benar-benar dibutuhkan saja. Selebihnya, manfaatkan sinar matahari sebagai sumber penerangan alami di siang hari.
Selalu matikan lampu saat sedang tidur dan sesaat setelah meninggalkan kamar atau ruangan yang tidak ditempati.
Ganti lampu yang lama dengan lampu hemat energi, taruhlah lampu led yang menggunakan daya lebih sedikit namun memiliki tingkat kecerahan yang jauh melibihi lampu pijar atau lampu neon dengan daya yang sama.
Cara tersebut sudah saya buktikan sendiri, dengan mengganti seluruh lampu rumah dengan lampu led hemat energi yang bisa menghemat tagihan listrik hingga 25% per bulannya.
#2 Cabut colokan dari soket
Cabut setiap colokan peralatan elektronik kita dari soket jika tidak sedang digunakan. Baik itu colokan charger gadget, laptop, perangkat komputer, TV, kipas angin atau peralatan elektronik lainnya.