Bagi pemain game Football Manager (FM) tentu sudah tidak asing dengan istilah inverted winger. Namun bagi pecinta sepak bola pada umumnya, posisi itu lebih familier dengan sebutan winger atau sayap tradisional, meski keduanya memiliki peran berbeda.
Herbert Chapman adalah seorang manajer yang sangat visioner pada zamannya. Mantan juru taktik Arsenal--yang pernah memenangi Piala FA pada musim 1922--itu mendobrak tradisi dengan memainkan pemain sayap di sisi kaki dominannya (terbalik). Sebuah taktik yang belum pernah dipraktikkan oleh manajer lain sebelumnya.
Hampir seabad kemudian, inverted winger masih memegang peranan sebagai pemain kunci yang dapat mengubah permainan dalam sepak bola.
Mengingat pemenang Ballon d'Or di era modern seperti Ronaldinho, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, atau pemain klasik semisal Johan Cryuff dan George Best yang semuanya bermain sebagai inverted winger di era emasnya.
Tipikal permainan sayap tradisional adalah menyisir sisi lapangan kemudian mengirimkan umpan lambung ataupun umpan tarik ke kotak penalti lawan agar rekannya bisa mencetak gol.
Sedangkan inverted winger--dengan pertukaran posisinya--bisa mengkreasi peluang untuk dirinya sendiri dengan langsung memotong bola ke dalam (cutting inside) area penalti untuk mencetak gol.
Kekuatan utama seorang inverted winger adalah kemampuannya untuk langsung melakukan tembakan ke gawang dengan kaki terkuatnya tanpa harus memindahkan bola lebih dulu, karena bola sudah ada di kaki terkuatnya.
Ketika melakukan gerakan memotong ke dalam mereka akan memaksa fullback lawan untuk merebut bola dengan kaki terlemahnya. Sedangkan mayoritas fullback menempati sisi yang sama dengan kaki dominannya.
Jika fullback lawan ingin menghentikan inverted winger, ia terlebih dulu harus memutar badan untuk memposisikan kaki terkuatnya guna mendekati lawan. Ia akan kehilangan momentum pada saat memutar badan. Dalam posisi ini inverted winger akan lepas dari pengawalan untuk merangsek ke kotak penalti dan mencetak gol.
Selain itu dengan menyisir sisi lapangan, inverted winger akan membuka ruang bagi rekannya. Bahkan pergerakan tanpa bola (off the ball) mereka sama bahayanya karena dapat mengacaukan garis pertahanan sekaligus menarik penjagaan (marking) pemain lawan karena pergerakannya sulit diprediksi.