Sebenarnya faktor penyebab diabetes itu sangat banyak. Selain kebiasaan mengkonsumsi gula, ada faktor lain yang kerap tidak disadari. Bahkan orang dengan pola hidup sehat bisa saja terkena diabetes.
Sebenarnya ada diabetes insipidus dan ada diabetes melitus. Namun diabetes insipidus sangatlah langka dan jarang terjadi. Sementara diabetes melitus adalah jenis penyakit diabetes yang paling sering ditemukan dan terjadi.Â
Diabetes melitus merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang dapat mengganggu kinerja tubuh dalam mengolah glukosa (gula darah) menjadi energi. Penyakit ini biasanya ditandai dengan tingginya kadar gula darah.
Faktor Penyebab Diabetes yang Sering Tidak Disadari
Tingginya gula darah dalam tubuh umumnya terjadi karena konsumsi gula berlebihan. Namun diabetes juga dapat dipicu oleh berbagai faktor seperti faktor genetik hingga gangguan pada hormone insulin.
Diketahui terdapat berbagai faktor risiko lainnya yang membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit diabetes. Sahabat Sehat, apa saja faktor penyebab diabetes? Mari simak penjelasan berikut.
Faktor Genetik
Genetik menjadi salah satu faktor penyebab diabetes melitus yang tak dapat terhindarkan. Itulah mengapa diabetes sering disebut sebagai penyakit keturunan. Di antara tipe lainnya, diabetes tipe 2 sangat berkaitan dengan riwayat dan keturunan keluarga. Meski pasien diabetes tipe 1 juga memiliki risiko yang saman, namun cenderung lebih kecil terjadi.Â
Jika kedua orang tua menderita diabetes, kemungkinan anaknya akan berisiko mengalami diabetes saat dewasa sebesar 50%. Bahkan, para ahli mengklaim bahwa ada gen khusus yang membuat penyakit ini dapat diturunkan orangtua ke generasi-generasi selanjutnya. Namun sayangnya, mereka belum menemukan gen mana yang sangat mempengaruhi terjadinya diabetes melitus.
Faktor genetik yang menyebabkan munculnya diabetes ini mungkin tidak bisa dicegah. Oleh sebab itu, seseorang dengan riwayat keluarga mengalami diabetes sangat dianjurkan melakukan pola hidup sehat.Â
Misalnya rajin berolahraga, mencukupkan kebutuhan nutrisi tubuh, serta menghindari makanan-makanan mengandung gula. Dengan demikian, risiko diabetes akan menurun. Jikapun pada akhirnya tetap terkena diabetes, dampaknya akan jauh lebih ringan dan dapat dikontrol dengan baik.
Faktor Usia
Seiring bertambahnya usia, risiko penyakit diabetes tipe 2 yang akan Anda alami pun akan semakin meningkat. Meski sebenarnya usia tidak hanya akan meningkatkan risiko diabetes, tapi juga meningkatkan risiko berbagai  penyakit kronis lainnya, seperti stroke dan jantung.
Semakin Anda menua, tubuh juga akan mengalami penurunan fungsi, terutama dalam mengolah gula darah. Kinerja sel penghasil insulin pada pankreas akan semakin menurun dan sensitifitas sel tubuh dalam merespon insulin juga tidak sebaik dulu.Oleh sebab itu, biasanya dokter akan merekomendasikan pasiennya yang telah berusia 45 tahun keatas untuk melakukan pemeriksaan gula darah secara rutin.
Maka dari itu, sejak usia dini sangat disarankan untuk mengurangi dan membatasi konsumsi gula. Karena bagaimanapun juga, efek diabetes akibat konsumsi gula di masa muda dapat dialami saat usia tua nanti. Selain itu, orang berusia lanjut sebaiknya mulai mengurangi konsumsi gula. Entah itu gula pada kopi, maupun gula pada teh manis.
Autoimun
Meski usia menjadi faktor utama penyebab diabetes melitus, namun ternyata anak-anak dan remaja juga tak luput dari penyakit gula darah ini. Diabetes tipe 1 menjadi jenis diabetes yang paling banyak ditemukan pada pasien usia muda. Pada mereka yang berusia muda, penyakit ini biasanya disebabkan oleh hilangnya fungsi tubuh dalam memproduksi hormone tubuh. Bahkan, banyak diantara pasien anak-anak pengidap diabetes tipe 1 yang menderita gangguan autoimun.
Kondisi inilah yang membuat sistem imun mereka justru menyerang dan merusak sel pankreas, dimana pankreas adalah tempat pembentukan insulin. Kerusakan sel ini yang membuat pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin yang cukup atau bahkan organ tersebut dapat benar-benar berhenti total dalam memproduksi hormon tersebut.
Maka dari itu sangat penting untuk melakukan pemeriksaan autoimun dan pemeriksaan gula darah untuk bisa melakukan deteksi dini. Dengan deteksi dini, masalah yang terjadi pada tubuh dapat segera dicari jalan keluarnya sehingga tidak semakin membesar.
Dapatkan Layanan Pengecekan Gula Darah:Â Hubungi Kami Sekarang
Kebiasaan Konsumsi Gula Berlebih
Mengkonsumsi makanan manis secara berlebihan dan dalam jangka panjang tidak hanya dapat menyebabkan diabetes, tetapi pola makan tinggi gula juga akan berdampak buruk pada masalah kesehatan lainnya, seperti berat badan berlebih hingga obesitas. Oleh sebab itu, batasi asupan gula harian. Lakukan perencanaan dan jalani pola hidup sehat adalah langkah tepat agar Sahabat Sehat terhindar dari penyakit diabetes.
Pada orang dengan kondisi tubuh normal, konsumsi gula sebenarnya boleh-boleh saja asalkan pada batasan yang tepat. Menurut beberapa ahli, pada kondisi normal, idealnya batasan konsumsi gula adalah sebagai berikut:
Dewasa dan remaja, tidak lebih dari 30 gram per hari (sekitar 7 sendok teh)
Anak-anak berusia 7-10 tahun, tidak lebih dari 24 gram per hari (sekitar 6 sendok teh)
Anak-anak berusia 2-6 tahun, tidak lebih dari 19 gram per hari (sekitar 4 sendok teh)
*Catatan, konsumsi ideal di atas tetap perlu disertai dengan pola hidup sehat
Kebiasaan Malas Gerak
Kebiasaan mengkonsumsi makanan manis ditambah kebiasaan malas gerak menjadi gerbang utama dalam menyebabkan diabetes. Saat tubuh kurang aktivitas, resiko menderita diabetes semakin meningkat. Terlebih jika gaya hidup yang dijalani kurang sehat, misalnya pola makan yang buruk, kebiasaan minum alkohol dan merokok.
Berat badan berlebih atau obesitas juga menjadi faktor yang meningkatkan risiko terjadinya diabetes melitus. Bahkan, kondisi ini dinilai dapat meningkatkan risiko diabetes melitus hingga sebesar 80%. Berat badan berlebih akan menyebabkan metabolisme tubuh mengalami perubahan sehingga menyebabkan sel-sel tubuh tidak dapat merespon hormon insulin dengan benar.
Untuk itu, berolahraga adalah solusi yang baik untuk mencegah diabetes. Beberapa olahraga yang disarankan antara lain bersepeda, berjalan kaki mengelilingi komplek, ataupun berenang. Selain itu, berolahraga seperti futsal, badminton, ataupun voli bisa menjadi solusi karena olahraga bersama akan merangsang insulin.
Efek Samping ObatÂ
Diketahui terdapat beberapa jenis obat yang meningkatkan risiko diabetes, di antaranya jenis obat statin, steroid, diuretik, pentamidine, beta-blocker, protease inhibitor, serta beberapa jenis obat lainnya yang dikonsumsi tanpa resep dokter dalam bentuk sirup dan tinggi gula.
Maka dari itu, sangat disarankan untuk mengkonsumsi obat dengan panduan dokter. Karena bagaimanapun juga, setiap obat memiliki efek samping yang perlu dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter ataupun ahli kesehatan. Apalagi jika konsumsi obat dalam jangka waktu yang cukup lama.
Kondisi Medis Lain
Selain beberapa faktor penyebab diabetes melitus diatas, ada pula sejumlah faktor yang mungkin tidak pernah terbesit di benak Sahabat Sehat sebelumnya. Pasalnya, dalam beberapa kasus munculnya penyakit diabetes dapat dipicu oleh beberapa kondisi berikut:
Sindrom Polikistik Ovarium (PCOS)
Kondisi ini dapat menyebabkan berat badan berlebih sehingga meningkatkan resiko terjadinya resistensi insulin dan kondisi prediabetes.
Pankreatitis
Kondisi peradangan pada pankreas ini dapat mengganggu fungsi sel-sel pankreas dalam memproduksi hormon insulin yang penting dalam menstabilkan gula darah agar tetap normal.
Sindrom Cushing
Kondisi ini akan meningkatkan pembentukan hormone kortisol yang berujung pada ikut meningkatnya kadar glukosa dalam darah.
Glucagonoma
Gangguan kesehatan ini menjadi penyebab diabetes melitus karena ketidakmampuan tubuh dalam memproduksi hormone insulin yang cukup.
Nah Teman-teman , itulah mengenai berbagai faktor penyebab diabetes dan bagaimana cara untuk mencegahnya. Untuk mendeteksi dini penyakit diabetes, Teman-teman  dianjurkan melakukan pemeriksaan gula darah secara berkala.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H