Banyak yang mengatakan, segala sesuatu pasti ada masanya, begitu juga dengan kehadiran pelatih Timnas Indonesia Alfred Riedl. Akan sangat tidak adil jika kita melimpahkan segala kegagalan Timnas Indonesia kepada pelatih Alfred Riedl. Begitu pun ketika masyarakat Indonesia harus merelakan mimpi untuk bisa masuk ke piala Dunia U-19, ketika perjalanan Timnas U-19 terhenti di piala Asia U-19 di Myanmar 2014. Dan, dengan kegagalan tersebut, saat ini pelatih Indra Sjafri sudah tidak lagi menjadi pelatih Timnas Indonesia U-19.
Memang sulit sekali menggambarkan perasaan masyarakat sepakbola Indonesia ketika melihat Timnas kita kalah dari Filipina, pun dengan skor yang cukup mencolok, yaitu 4-0.
Adalah sebuah kesalahan jika kita hanya melihat hasil akhir, tanpa ingin mencoba untuk memahami dan melihat hal-hal lain yang meliputi hal tersebut. Adalah sebuah kesalahan jika kita hanya melihat hasil akhir, tanpa kita pernah memikirkan, bahwa ada salah satu dari sebagian pemain yang dengan tulus mengatakan, bahwa pelatih Alfred Riedl telah mampu mengubah dirinya, untuk menjadi pesepakbola yang lebih disiplin.
"Riedl adalah pelatih yang sangat bagus. Ia bisa mengubah pemain yang tidak disiplin menjadi disiplin."
"Saya jujur tidak disiplin selama ini, tetapi Riedl bisa mengubahnya. Saya suka sama dia," ujar pemain tersebut.
Disiplin. Kata disiplin itu sangat berat, sangat berat sekali, ini adalah hal yang coba Riedl tanamkan kepada bangsa Indonesia. Apapun yang akan terjadi, dari lubuk hati yang paling dalam, saya hanya bisa mengucapkan, terima kasih pelatih Alfred Riedl.
Ini adalah tulisan saya tahun 2012 mengenai betapa bahagia hati saya ketika mengetahui pelatih Alfred Riedl kembali melatih Indonesia. http://olahraga.kompasiana.com/bola/2012/08/29/m-asif-rifki-selamat-datang-pelatih-alfred-riedl-489561.html Indonesia pasti bisa, apapun yang terjadi, tetaplah berjuang, janganlah menyerah, bangkit, bangkit, The show must go on, ingin saya mengucapkan, terima kasih pelatih.
Dimanapun Kita Berada, Kita Indonesia. Bismillah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H