Engkau menggali jiwaku yang terkubur dengan kedua   tanganmu didalam lubang tanah berlumpur
berlumur darah penantian, berserak,kau himpun jadi satu
lalu kau duduk dihadapannya, bersila,
doa - doa mengalir dari senyum indahmu seolah kau pencipta hatiku,
saat ku terjaga, terlihat sepasang bola matamu sedang berharap kebangkitan ruh cintaku,
lalu aku jadi penyembah keanggunan kasihmu, selamanya...hingga aku mati lagi
(Cuplikan Novel Kitab Semilir)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!