Mohon tunggu...
coba
coba Mohon Tunggu... pelajar -

www.youtube.com/c/JisaAftaOfficial

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunga Keranda

30 Juli 2016   16:50 Diperbarui: 30 Juli 2016   19:08 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: http://kitabsemilir.com)

Hatiku bagai tebaran bunga keranda
jatuh dari tangan bidadari
menggelapar laksana pengemis lapar

karena jiwa
biarlah tangga menuju surga itu terbuka
tapi aku tetap disini
menunggumu dipuncak nirwana

Kekasih
sebuah janji telah menjelma seperti ombak bermadu kabut
menggeliat di kaki langit
dan air matamu tumpah menggenangi bumi
perihnya khalbu
sakitnya teriakanmu
memisahkan ingatan kita pada cinta

dibatas kepedihan ini
kudengar kau menyebut namaku
sedang aku terpenjara di bukit rindu

dan kau
telah kembali pada cinta yang agung

inilah derita yang panjang
menyisakan debu
dan keheningan bermandi puisi duka

Wahai malam
hentikan tarian-tarian gelapmu yang merasuki mimpiku
pabila kusentuh wajah kekasih dengan ayat-ayat bisu
mengalirlah darah dari cawan sepi

karena jiwa
aku menunggumu
diantara tiang-tiang candi beratap senyummu

http://kitabsemilir.com/bunga_keranda.html

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun