Tak perlu menunggu menjadi kaya untuk berbagi dengan orang lain. Itulah nilai hidup yang dijalani oleh Mbah Jumiyo, pedagang es jadul di Yogyakarta. Lansia berusia 70 tahun ini berjualan es jadul di Alun-Alun Kidul Yogyakarta. Setiap harinya, Mbah Jumiyo mengayuh sepedanya kurang lebih 20 KM. Ia membawa 30 buah es jadul untuk ia jual seharga 2 ribuan. Tak hanya sekedar berjualan, Mbah Jumiyo pun melakukan sesuatu yang menarik.
Mbah Jumiyo tekun mencari rezeki setiap hari, meski panas terik atau jualannya tak laku. Tapi ia tidak lupa berbagi untuk sesama. Di gerobak sepeda tuanya, Mbah Jumiyo menempelkan kertas bertuliskan "Khusus Anak Yatim Gratis Es Jadul". Di sepanjang perjalanan, ia suka membagikan es jadul secara gratis, khusus untuk anak yatim dan dhuafa yang ditemui saat berjualan.Â
"Jualan itu harus, tapi yang lebih penting ya berbagi." Itulah nilai Mbah Jumiyo yang selalu dilakukan setiap hari. Tak hanya berbagi es jadul gratis, Mbah Jumiyo pun kerap menyisihkan uang hasil jualannya untuk membeli Al-Quran dan Iqro untuk disumbangkan  ke Tempat Pendidikan Al-Quran dekat rumahnya.
"Saya itu udah tua, apa sih yang mau dicari. Saya jualan bukan untuk menumpuk harta, bisa makan bersama istri dan keluarga hari ini aja udah bersyukur. Saya cuma pingin nyenengin anak-anak, terutama mereka anak yatim dan dhuafa." --Mbah Jumiyo
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H