Mohon tunggu...
Kit Rose
Kit Rose Mohon Tunggu... -

Mawar Hitam. Arema 60th.\r\nDid you know about this and that? Well I want to know.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Janin dan Kamboja"

8 Desember 2011   13:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

My dearest You,,,

I write this do not mean I want to be everything to you. Just put a piece of miss you. So that I could open my door and do not let you out of there. I want you to know that you will be a Dad.

But you no need to know now.

Me,

Mawar mellipat lembaran surat pendek itu perlahan, memasukkannya ke dalam amplop kecil berwarna hitam, menanamnya di bawah rimbun kamboja, lalu menatap langit senja sambil mengepulkan asap sigaretnya perlahan, seolah ingin menikmati dan menyelami ke mana arah asap itu berlalu dan memudar. Ditatapnya seraut wajah dari balik hatinya, semakin menjauh darinya, seiring wajah lain semakin mendekat, namun lenyap seketika.

"Aku ingin bersandar sejenak di bahunya, sebelum aku benar-benar kehilangannya," bisiknya perlahan, "Tapi ada bilik lain yang lebih membutuhkan bahunya.

Tak ada lagi yang dapat dilakukannya sekarang. Perjalanan panjang dalam pencarian yang ditempuhnya kini telah sampai di tempat tujuan. Telah ditemukannya lelaki yang dicarinya, namun terlambat. Always Will Be mengalun sayup-sayup dari entah kamar siapa di kejauhan, memperjelas sesak dadanya. Mawar masih menatap langit sambil kembali mengepulkan asap sigaretnya, mencoba memahami makna gema takbir yang mengalun menyayat hati dari kejauhan.

Dari jalanan setapak dilihatnya Bayu berlari mendekatinya. Segera Mawar mengumpulkan sisa tenaganya, menghias wajahnya dengan senyum.

"Dasar kunti, doyan banget bengong di bawah kamboja."

"Bukankah kamu seharusnya berada di rumah?"

Aku mencarimu ke mana-mana.

Kamu sudah menemukanku sekarang. Ada apa?

Aku ingin mengatakan sesuatu padamu Mawar,” Bayu berhenti berlari dengan nafas tersengal, “Walaupun Rima hamil karena aku, aku sama sekali tidak mencintainya. Dia menggodaku sampai terjadi seperti ini. Maafkan aku.

Kamu tetap harus bertanggung jawab. Jangan menyudahi kesalahan dengan kesalahan lain.

Ya, malam ini aku akan menikah dengannya kan? Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku masih mencintaimu. Itu saja.

Terima kasih. Aku sudah mendengarnya ribuan kali. Sekarang kita pulang ke rumahmu sebelum semua mengira kamu kabur.

Mawar berjalan cepat meninggalkan tempat itu.Bayu dengan lincah mengejar, mengikuti langkah Mawar meninggalkan pemakaman dengan hati lapang. Tak disadarinya dari kejauhan langit senja menatapnya tajam, mencoba melipat jeritan hati Mawar memohon pengertian dan maaf pada janin di dalam rahimnya, yang juga menanti pertanggung jawaban.

Ditatapnya pohon kamboja dari dalam hatinya. Kelak dia akan membuat surat baru, entah untuk kambojanya atau seorang anak tak berdosa. Hatinya diliputi gelisah antara rebah di bawah kamboja atau menimang janin mungilnya. Lalu Takbir menggema memanggil sujudnya.

- M H -

------------------------------------------------------------------

Aku diam bukan berarti aku maha tahu dan mengerti. Bukan pula tak mencintai dan tak menginginkanmu. Katakanlah semua dengan hati lapang, aku akan selalu mendengarkan dan mencoba memahaminya. Kepergianmu ini bukanlah akhir hariku, karena aku menyayangimu lebih dari apapun. Berjalanlah dengan tenang, aku berikan bekal walau hanya sekedar untaian kata dan doa. Puisi ini jangan kau artikan sebagai apapun, simpan saja sebagai kenangan dariku.

*Cerita konyol di sela kopi pahit, menerima segala bentuk kritik dan saran, baik pedas atau hambar*

Mari ngopi,,, ~^_^~

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun