Mohon tunggu...
Kit Rose
Kit Rose Mohon Tunggu... -

Mawar Hitam. Arema 60th.\r\nDid you know about this and that? Well I want to know.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

'De Ra

18 November 2011   18:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:29 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat malam Ra,,,

Kau boleh katakan ini sebuah surat bodoh atau bait mati

Dari jiwa kesakitan dan hati limbung lesu juga beku

Yang kau kira ada namun tiada bagi harimu

Kukira tiada namun ada untuk hatiku

Inilah perbedaan antara kita

Kau mengira aku tiada

Dan aku mengira

Kau ada.

Ra,,,

Sebenarnya ada banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu malam ini

Juga malam-malam lalu saat aku menanti kau duduk mendengarkanku

Tapi malam ini aku menyadari aku salah menganggapmu ada

Aku salah mempercayai semua ucapanmu tentang rindu

Juga tentang bersatunya jiwa dari persembahan

Persembahan yang kuanggap begitu suci

Persembahan jiwa pembatas hari

Yang bagimu hanya pengisi

Pengisi hari tanpa arti.

Ra,,,

Sunyiku jangan kau jadikan alasan untuk membiusku

Jangan juga kau isi dengan warna-warna baru

Yang mungkin telah membuatku buta

Buta akan hitam halamanku

Buta akan hari lalu.

Ra,,,

Langkah tak pastiku mungkin adalah lompatan pikiran bodoh buatmu

Tapi kebodohan ini membuatku dapat berjalan dengan ringan

Tanpa janji-janji palsu dan harapan semu pengisi rindu

Juga tanpa noda baru pada tiap relung luka duka

Tanpa penantian dan berjalan begitu saja

Membuat lelah menguat menjadi asa

Lalu sudah berjalan begitu saja.

Ra,,,

Sebenar-benarnya kata adalah yang tak terucap katamu

Aku tak pernah ucapkan cinta dan rindu karenanya

Hanya mendengar dan mencatat tiap waktu

Tentang cinta dan rindu dari desahmu

Lalu menghilang begitu saja

Bersama deru angin

Dera dini hari

Pada luka.

Ra,,,

Untaian katamu indah dan bersahaja juga mencerca

Menguat liat bersama dera cinta dan rindu bisu

Saat kau melaju berlalu bersama waktu

Tinggalkan dentuman penantian

Tentang segala janji rindu.

Ra,,,

Maafkan aku jika malam ini aku ucapkan selamat tinggal

Jangan katakan aku ingin menyakiti dan melukaimu

Aku hanya ingin kau berjalan dan melaju saja

Mengejar waktu entah sampai kapan

Aku bukanlah pemberhentian

Tempatmu singgah

Sejenak.

Pada halaman ini yang pernah kau katakan tak perlu kuinjak lagi

Kini aku datang sejenak saja bersama peluh rindu tak terucap

Coba tinggalkan jejak untukmu agar kau mengingatku

Mungkin suatu saat kau menemukan bayangan

Bayangan tentang ingatan bahwa aku ada

Pernah ada dan mencoba ada

Untuk mengisi harimu.

Selamat tinggal Ra,,, melajulah bersama waktumu,,,

Akan kusimpan catatan sepenggal halaman tentang kata rindumu

Aku akan kembali berjalan mengisi hari dan waktu tanpa dirimu

Sampai pada penghujung nanti tempatku memang harus berhenti.

M H

=19112010 =

‘berpikir sebelum berpikir’

adalah katamu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun