Mendapat titipan buah hati dari sang Ilahi membuat seorang wanita memiliki kebanggaan yang tak ternilai. Terlebih lagi jika anak yang dititipkan memiliki keunikan sejak dari lahir. Â Sebagai orang tua kita harus memilih sekolah yang tepat agar kebutuhan belajar sang anak dapat terpenuhi.
Sekolah penyelenggara pendidikan inklusi adalah salah satu sekolah reguler yang menerima anak-anak yang memiliki keunikan-keunikan khusus dalam belajar. Â SDN Langensari 01 sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi saat ini menerapkan strategi pembelajaran role model bagi anak berkebutuhan khusus yang mengikuti kegiatan belajar di SD.
Kita tahu menurut Wikipedia, role model adalah "person who serve as an example, whose behavior is emulated by others" atau seseorang yang memberikan teladan dan berperilaku yang bisa diikuti oleh orang lain.
Strategi pembelajaran role model ini dilakukan oleh para pendidik di lingkungan sekolah ini untuk dapat membawa anak berkebutuhan khusus mencapai tujuan pembelajaran melalui sosok teladan yang diidolakan oleh anak tersebut. Sebagai contoh seorang anak ADHD mengidolakan seorang dalang dengan wayang kulitnya, maka sang anak dalam mengikuti pembelajaran diberikan peraga wayang dan diajak untuk mengexplore konten pembelajaran dengan berlakon sebagai dalang.
Strategi pembelajaran role model ini memang bukan suatu hal yang baru di dunia pendidikan, namun strategi pembelajaran ini dapat diterapkan sebagai salah satu strategi pembelajaran pada kurikulum merdeka sebagai strategi pembelajaran yang berpihak pada anak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H