Filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikenal dengan Ing Ngarso Sung Thulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, dan Tut Wuri Handayani, sangat relevan untuk dijadikan landasan dalam mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid. Seorang guru adalah penuntun yaitu  menuntun kodrat anak, baik kodrat alam maupun kodrat zamannya agar anak bisa mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya. Seringkali guru dihadapkan pada permasalahan-permasalahan rumit yang menuntut pengambilan keputusan. Dalam mengambil keputusan guru harus menjadi teladhan bagi muridnya seperti misalnya pada saat proses pengambilan keputusan jangan pada  kondisi emosional tidak stabil.
Dalam pengambilan keputusan, seorang guru mendasarkan nilai-nilai kebajikan yang dimilikinya di antaranya keadilan, tanggung Jawab, kejujuran, bersyukur, lurus hati, berprinsip, integritas, kasih Sayang, rajin, komitmen, percaya diri, kesabaran, dan masih banyak lagi. Mengajarkan nilai-nilai kebajikan merupakan hal kunci yang perlu diajarkan kepada murid-murid kita. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, akan ada nilai-nilai kebajikan yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Dari nilai-nilai tersebut akan berpengaruh pada prinsip-prisip pengambilan diantaranya Pengambilan Keputusan berbasis hasil akhir, berbasis peraturan dan berbasis rasa peduli. Untuk dapat mengambil keputusan diperlukan nilai-nilai dan  prinsip sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan resiko yang paling minim bagi semua pihak, terutama keberpihakan kepada murid.
Coaching merupakan proses yang berfokuskan pada solusi dan berorientasi pada hasil. Pertanyaan-pertanyaan reflektif yang diberikan Coach dapat membuat murid menemukan ide-ide baru atau cara untuk mengatasi tantangan yang dihadapi salah satunya dalam mengambil keputusan dengan memilih sendiri alternatif/solusi dari permasalahan yang dihadapinya tanpa paksaan dan campur tangan orang lain. Proses coaching dilakukan sebagai pendampingan bagi coachee dalam menemukan solusi dan menggali potensi yang ada dalam diri, yang kemudian dituangkan dalam sebuah tindakan sebagai bentuk tanggung jawab (TIRTA). Pendekatan coaching model TIRTA menjadi selaras jika disandingkan dengan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang bertanggung jawab dan berpihak pada murid.
Pembelajaran sosial emosional merupakan pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif yang mererapkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional agar dapat : memahami kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan. Pengambilan keputusan berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak kepada murid, berdasarkan nilai-nilai kebijakan universal dan bertanggungjawab. Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindful), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
Seorang pendidik seringkali dihadapkan pada suatu keadaan di mana kita harus mengambil sebuah keputusan yang berkaitan dengan masalah moral dan etika. Namun, perlu kita ketahui bahwa tidak semua keputusan sulit tersebut merupakan dilema etika bisa jadi itu lebih berupa bujukan moral. Ketika Guru berhadapan dengan kasus-kasus yang fokus pada masalah moral atau etika, maka nilai-nilai diri yang dianut dan yang paling dihargai oleh seorang pendidik akan sangat mempengaruhi dalam proses pengambilan keputusan. Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif dan berpihak pada murid , tentunya akan sangat mempengaruhi paradigma dan prinsip pengambilan keputusan seorang guru penggerak. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.
Pengambilan keputusan yang tepat pasti akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Oleh karena sebelum pengambilan keputusan ada 9 langkah yang harus kita lalui antara lain mengenali nilai-nilai yang saling bertetangan, menentukan siapa yang terlibat, kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi, pengujian benar dan alah, pengujian paradigma benar lawan benar (4 paradigma), melakukan prinsip resolusi (3 prinsip), Investigasi opsi trilema. Buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan. Apabila sebelum mengambil keputusan sudah dilalui 9 langkah tersebut, diyakini akan meminimalisir resiko sehingga akan tercipta lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.
Tantangan-tantangan di lingkungan saya bekerja untuk pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika yaitu dalam pengambilan keputusan melibatkan banyak pihak, namun ada beberapa pihak yang kurang menerima keputusan yang sudah disepakati bersama.
Pengaruh pengambilan keputusan yang saya ambil dengan pengajaran yang memerdekakan murid adalah pengambilan keputusan yang berpihak kepada muriddan guru berfungsi untuk memfasilitasi, membantu mengembangkan bakat dan minat yang sudah ada.
Pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan masa depan murid-muridnya, karena keputusan yang diambil harus berpihak pada murid. Pengambilan keputusan tentunya akan berdampak, baik jangka pendek maupun jangka panjang, maka dari itu seorang pemimpin harus benar-benar bijaksana dalam pengambilan keputusan.
Kesimpulan  akhir yang dapat ditarik dari pembelajaran modul 3.1 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran terkait dengan modul-modul yang telah dipelajari sebelumnya, merupakan satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan untuk memerdekakan murid dalam belajar, Sebagaimana dijelaskan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa Pendidikan bertujuan menuntut segala proses dan kodrat/potensi anak untuk mencapai sebuah keselamatan dan kebahagiaan belajar, baik untuk dirinya sendiri, sekolah maupun masyarakat.jelas bahwa pengambilan keputusan harus berpihak pada murid. Dalam melaksanakan proses Pendidikan, seorang pendidik harus mampu melihat dan memahami kebutuhan belajar muridnya serta mampu mengelola kompetensi sosial dan emosional yang dimiliki dalam mengambil sebuah keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Keterampilan coaching ini dapat membantu murid dalam mencari solusi atas masalahnya sendiri tidak sebatas pada murid, keterampilan cocaching dapat diterapkan pada rekan sejawat atau komunitas terkait permasalahan yang dialami dalam proses pembelajaran. Selain itu diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan dan proses pengambilan keputusan diharapkan dapat dilakukan secara sadar penuh(mindfullness), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.
Dilema etika merupakan kasus antara benar lawan benar sedangkan bujukan moral yaitu permasalahan benar lawan salah. Di dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin harus memperhatikan 4 paradigma dilema etika yaitu : individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (trust vs loyality), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Ada 3 prinsip yang seringkali membantu dalam menghadap pilihan-pilihan yang penuh tantangan yang harus dihadapi pada dunia saat ini, ketiga prinsip itu adalah  berpikir berbasis hasil akhir (End-based thinking), berpikir berbasis peraturan (Rule-based thinking), berpikir berbasis rasa peduli (Care- based thinking). Ada 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan antara lain mengenali nilai-nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini, kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, pengujian benar dan salah ( uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi, uji panutan), pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, investigasi opsi trilema, buat keputusan, lihat lagi keputusan dan refleksikan. Semua hal yang dipelajari di modul ini merupakan diluar dugaan saya. Selama ini dalam mengambil keputusan saya tidak menggunakan apa yang seperti di sampaikan di modul. Hanya cukup dengan mengumpulkan fakta-fakta kemudian siapa saja pihak yang terlibat setelah itu pengambilan keputusan.