Hamparan padi seluas lebih dari 27 ha sudah selesai ditanam. Awal tahun 2025 persediaan air melimpah, ini berkah musim penghujan bagi wilayah kalipare yang merupakan salah satu lokasi lahan kering atau tadah hujan di Malang Selatan. Berbagai jenis varietas padi ditanam mulai dari Inpari 32, Ciherang, Cibogo, Ir 64 dan beberapa Varietas lain. Petani memiliki kemantapan masing-masing dalam memilih varietas padi tersebut.Â
Bagi gelombang pertama padi yang sudah di tanam sekitar dua hingga tiga minggu yang lalu, maka fase pemupukan sudah di mulai. Ini pemupukan awal dan dari kebiasaan petani di Dusun Ngembul Desa Kalipare Kecamatan Kalipare memang dilakukan pada usia dua hingga tiga minggu. Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk subsidi urea, ada juga yang pemupukan menggunakan pupuk organik.Â
Beberapa petani yang bisa ditemui pagi ini adalah Bu Hartini. Didampingi putra semata wayangnya Danang, Bu Hartini memang sudah menjadwal bahwa pagi ini adalah pemupukan. Cukup keren, karena beliau inves beli sawah 175 juta sekitar tiga tahun yang lalu. Keren karena waktu itu adalah masih musim menggilanya covid-19. Bu Hartini ternyata punya back ground memang orang tuanya juga petani tulen, hingga saat ini sawah yang dikelolanya bisa ditanami padi dua kali dan di musim tanam ketiga ditanami jagung.Â
Dua petani juga bisa ditemui pagi ini adalah Pak Mas'ud yang hendak membersihkan gulma di lahan sawahnya dan juga Pak Sis yang sedang pemupukan padi juga. Pak Mas'ud adalah sosok petani yang bisa dikatakan andalan. Istrinya sedang bekerja di luar negeri selama sudah 32 tahun dan pundi-pundi uangnya dibelikan aset tanah dan sawah. Ini kerja kolaborasi dari pasangan yang sangat manis tentunya. Kolaborasi inilah yang nampaknya sangat mendukung Program Swasembada Pangan kedepan.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H