Pertanian dan perikanan merupakan basis sektor perekonomian di Indonesia, terutama bagi masyarakat di pedesaan. Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak ide-ide dan inovasi yang berkembang dikedua bidang, baik pertanian maupun perikanan. Salah dua contoh inovasi yang berkembang di era ini adalah budikdamber dan aquaponik.Â
Budikdamber merupakan singkatan dari Budidaya Ikan dalam Ember. Budikdamber banyak dilakukan oleh masyarakat yang tidak memiliki lahan luas untuk budidaya ikan. Hal ini karena Budikdamber dapat diaplikasikan di mana saja. Baik di lahan luas, maupun di lahan sempit. Selain itu, penerapan budikdamber juga memerlukan input yang murah, dengan output yang melebihi input.Â
Adapaun aquaponik adalah gabungan dari aquakultur (perikanan) dan hidroponik (Budidaya tanaman dengan air), sehingga penerapannya bisa dikolaborasikan dengan budikdamber. Selain karena menghemat lahan untuk menanam, aquaponik juga memanfaatkan kotoran ikan dan sisa pakan ikan dalam ember sebagai pupuk alami, sehingga tanaman bisa tumbuh subur tanpa memerlukan biaya tambahan.Â
Alat dan bahan yang digunakan dalam budikdamber dan aquaponik juga bisa didapatkan dengan mudah, juga murah. Karena sebagian besar alat yang digunakan merupakan alat-alat bekas yang bisa dipakai kembali (re-use). Seperti ember bekas, gelas plastik bekas, sabut kelapa, arang, sekam lapuk, dll. Dengan digunakannya alat-alat yang sudah tidak terpakai dapat mengurangi limbah dan sampah.Â
(Selasa, 10 Agustus 2021) Pengenalan budikdamber dan aquaponik dilaksanakan di Desa Mandalawangi Pandeglang, tepatnya di Kp. Sukanagri. Kegiatan in disambut oleh antusisme warga yang mengikutinya. Pemaparan materi dilaksanakan di pagi hari oleh Penyuluh Perikanan Madya/Koordinator Penyuluh Perikanan Kabupaten Pandeglang, Bapak Dedi Wachyudin, S.P., selaku utusan dari mitra KKN-T Desa Mandalawangi yaitu Dinas Perikanan. Adapun tema materi yang disampaikan adalah "Pekarangan untuk Budidaya Ikan".Â
Setelah materi selesai dilaksanakan, Pak Dedi memandu mahasiswa dan masyarakat untuk mempraktekan apa yang telah beliau sampaikan sebelumnya. Ikan yang akan digunakan sebagai bahan budikdamber adalah ikan lele. Akan tetapi, dikarenakan bibit lele baru bisa dimasukkan ke dalam ember setelah 1-2 hari aquaponik diterapkan pada ember, maka praktek secara langsung dengan Pak Dedi hanya seputar cara mengaplikasikan aquaponik pada ember saja. Dua hari setelahnya (Kamis, 12 Agustus 2021), tim KKN-T IPB kembali ke Desa dengan membawa bibit lele untuk dibagikan kepada warga sebagai terusan dari apa yang Pak Dedi sampaikan dua hari sebelumnya.
Budikdamber dan aquaponik selesai dibuat, tidak lupa tim KKN-T IPB juga menerangkan cara merawat dan memelihara ikan dalam ember, sesuai dengan arahan yang tim KKN-T dapatkan. Setelahnya, tim KKN-T menyerahkan secara sepenuhnya kepada masyaraat yang terlibat. Program ini nantinya akan terus dikembangkan oleh Sabtu Mengajar Farm, salah satu majelis kumpulan pemuda di Kp. Sukanagri.Â
Harapan kami ke depannya, semoga dengan adanya program ini, dapat membuka sektor pertanian dan perikanan lebih luas lagi di Desa Mandalawangi, khususnya Kp. Sukanagri. Sehingga akhirnya, dapat meningkatkan perekonomian masyarakat disana.Â