Tempe menu yang gampang kita temukan di setiap warung makan di Indonesia khususnya warung yang menggunakan brand warteg. Penulis sendiri sebagai orang Jawa tulen yang gemar akan  makan tempe.Â
Nah sedari kecil dalam kesehariannya mengkonsumsi kedelai yang sudah disulap menjadi tempe. Dalam ritual makan penulis yang sehari-hari rata-rata tiga kali makan dari mulai dari sarapan, lunc dan dinner.Â
Maka bisa dipastikan penulis akan selalu ketemu dengan yang namanya tempe ini. Saat makan pagi misalnya. Nasi putih hangat yang biasanya ibu masak ketika pagi hari. Maka sambil menunggu menanak nasi selesai, setelah mandi pagi dan memakai seragam putih merah kala itu.Â
Ibu segera menyuruhku untuk membeli lauk pauk pendamping sarapan pagi. Sudah pasti saya pun segera menuju ke warung untuk menjalankan perintah Ibu yang biasanya adalah sayur Tempe plus tahu.Â
Tempe yang di sayur dengan cara di porong membentuk jajaran genjang tersebut akan makyos sekali di sayur dengan cara kuah santan. Nah itulah menu lauk pauk setiap pagi yang selalu mengisi perut aku dan seisi rumah sebelum beraktifitas.
Berikut adalah proses step by step proses pembuatan tempe
a. Jemur dan Sortir kotoran
Sebagai bahan latihan silahkan beli kedelai di pasar 1,5 kg. Harga kedelai sekarang per tanggal 8 Juni 2019 adalah Rp. 7000/kg. Jadi kita siapkan Rp. 12.000 untuk mendapatkan kedelai 1, kg. Untuk mendapatkan hasil yang bagus dengan menjaga kebersihan.Â
Maka kedelai tersebut kita hamparkan di tampah dan kita jemur dahulu kira-kira 2 jam. Tujuan dari penjemuran ini adalah untuk mengangkat unsur air yang masih tersisa pada kedelai yang cukup lama mengendap di dalam karung dan untuk mengusir kutu-kutu yang mungkin menempel pada kacang kedelai.Â
Setelah penjemuran 2 jam, angkat dan bersihkan kedelai dari kotoran yang kadang masih sering tercampur dengan kedelai. Kotoran tersebut biasanya adalah jagung, pasir, kedelai rusak dan lain sebaginya, sehingga bahan delai yang ada benar-benar steril.