Gemerlap Euro tidak menutupi perhelatan gempita Copa Amerika. Banyak laga yang menarik dan mendapat perhatian penggemar sepakbola, ada kejutan dan keberhasilan, kejutan keberhasilan ada pada tim Kanada yang bisa mencapai semifinal dengan mengalahkan tim kuat Venezuela walau dengan adu penalti. Uruguay dengan regenerasi pemain era Edinson Cavani serta Kolumbia yang bangkit kembali. Argentina yang mulai melepaskan diri dari ketergantungan pada Messi. Musim semi yang cocok untuk para pesebakbola Latin Amerika. Target penyelenggara adalah semacam Gladik Resik menyambut Pesta Bola Piala Dunia 2026 di tiga negara yaitu  Amerika, Kanada dan Meksiko.
Gugurnya Jogo Bonito Brazil menegaskan krisis yg sedang mereka alami beberapa tahun belakangan ini. Argentina mengambil alih status kekuatan utama Latin Amerika, berkat kejayaan di Copa, Finalisma dan Piala Dunia 2022. Dari empat tim finalis, tiga pelatih berasal dari Argentina yakni, Lionel Scaloni, Marcelo Bielsa serta Nestor Lorenzo. Bukan berarti bahwa gaya main Tango dapat diterapkan di negara lain, namun setidaknya faktor kedisiplinan dan penguasaan bola menjadi filosfi dasarnya. Perhatian ditujukan pada sang maestro Marcelo Bielsa, yang menjadi inspirator Pep Guardiola, pendekatan permainan high pressing, insensitas tinggi berhasil diperagakan dengan baik oleh Darwin Nunez dkk. Uruguay memulangkan Brazil. Si Biru Langit La Celeste dan Albiceleste menjadi tim favorit.
Nama para bintang Brazil, Neymar yg absen karena cedera, Vini Jr, Rapinha, Endrick, Rodrygo, Savio seakan  tenggelam. Pemain masa depan Endrick masih memerlukan waktu yang lebih lama. Ataupula memang Brazil butuh pelatih yang lebih mumpuni, usulan mendatangkan pelatih asing menjadi wacana pembicaraan serius, mengingat Brazil tidak pernah kekurangan pemain bintang.
Bahkan di Copa edisi sekarang, Uruguay menyalip Brazil. Si langit biru, La Celeste menjelma menjadi pesaing Argentina. Ada sosok pelatih top Marcelo Bielsa yg punyai skuad bagus pula. Pemain bintang Darwin Nunez, Velverde, M. Araujo, Bentahur, De la Cruz, Vina, dan masih  terselip nama Luis Suarez.
Penggemar memprediksi laga final adalah antara Argentina vs Uruguay. Tapi untuk mencapai tahapan itu, harus menang dulu di semifinal atas Kanada dan Kolumbia. Oops ada James Rodriguez nya Kolumbia sedang 'on fire'. Sementara di sudut lain Kiper Albiceleste Dibu Martinez berkata, "satu lagi, dan kita akan ke final."
Pemain Argentina Angel di Maria telah mengumumkan bahwa turnamen Copa ini adalah laga terakhirnya bersama Albiceleste. Di Maria adalah seorang pemain hebat dari tim Argentina, memang Messi menjadi jiwa bagi tim namun peran Di Maria sebagai pengumpan dan kreator layak diberikan apresiasi. Perayaan saat berhasil mencetak gol dengan tanda cinta pastinya akan menjadi kenangan bagi fans Argentina. Dan ia kerap menjadi pencetak gol penentu bagi timnya di laga penting, Gol di Olimpiade, Copa serta gol yang membobol gawang Perancis di Piala Dunia dua tahun lalu. Vamos Albiceleste
Kanada kalah di fase grup saat bertemu Argentina, pelatih Kanada Jesse Marsch malah senang dapat bertemu kembali lawan Messi Cs. Ingin balas kekalahan! Tim harus tampil di level terbaik untuk dapat menghentikan Tim Tango. "Kami harus memberikan yg terbaik dan mungkin harus menjadi pertandingan terbaik yg pernah dimainkan". Semangat "The Canucks"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H