Mohon tunggu...
Kisa Dahlia
Kisa Dahlia Mohon Tunggu... -

tinggal di pulau, gemar membaca dan mengekspolari daerah-daerah baru serta bermimpi bisa travel around the world suatu hari nanti...

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Semua adalah Pilihan

25 Mei 2011   04:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:16 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak dua dan tiga kali saja hal ini mecuat kepermukaan sebagai bahan obrolan. Apalagi saat berkumpul dengan teman-teman lama adalah waktu untuk berbagi kabar. Tidak hanya berkumpul bersua muka saja tapi juga via dunia maya. Obrolan umumnya dimulai dari sekadar bertanya kabar, kemudian dilanjutkan obrolan seputar keluarga, pekerjaan hingga gosip hangat. Lalu kemudian dimulailah momen yg paling mengasikkan kala mengenang momen masa lalu.

Satu kali via dunia maya, teman satu SMA pernah bertanya "sa, ada denger kabar si "A"?" lalu kisa jawab "kenapa dengan si "A"?. Dimulai bercerita tentang kawan lama si A, dilihat dari status dan foto-foto pada akun FS dan FB berbau agama yang tidak sama dengan agama si A yg ia anut ketika kami masih duduk di bangku SMA dulu. Dan saya pun mengiyakan hal tersebut, tapi saya termasuk dalam kategori 'pemerhati' tapi tidak pernah hingga samapi pada fase invetigasi hingga kasak-kusuk bertanya sana-sini. Untuk hal-hal yg menurut saya adalah suatu hal yg sangat 'private', saya lebih memilih untuk tidak ikut campur walaupun keingintahuan saya sangat tinggi. Karena saya ingin privasi saya dihormati, jadi otomatis saya juga harus menghormati privasi orang lain.

Kala duduk di bangku kuliah, juga beberapa kali saya mengalami hal yang hampir serupa. Cerita tentang kawan yang berpindah keyakinan bahkan ada juga yang menyatakan dengan lantang dirinya adalah Atheis. Berdasarkan pengamatan dari apa yg saya perhatikan ada beberapa asalan yang mendasari kecenderungan penyebab perubahan tersebut ada dua faktor yakni faktor lingkungan (luar) dan faktor internal. Faktor lingkungan kebanyakan mengarah pada pergaulan, semisal ada temen B berpacaran dengan si Fulan yang berkeyakinan X diantara keduanya ada kecenderungan untuk tertarik atau menarik ke salah satu keyakinan yg dianut pasangannya. Tapi, tidak banyak juga yang bersikukuh pada keyakinan masing-masing dengan persoalan-persoalan yang mengikutinya. Sementara faktor internal lebih mengarah kepada faktor pencarian masing-masing individu itu sendiri. Banyak dari mereka mempertanyakan keyakinan yang ia anut, seiring banyaknya pertanyaan-pertanyaan yg tidak berujung pada jawaban yg memuaskan maka si individu cenderung untuk terus melakukan pencarian. Banyak cara dan metode yang mereka tempuh, mulai dari mencari sumber referensi ataupun bertanya kepada yang lebih mumpuni. Hasil akhir dari pencarian tersebut bermuara pada pilihan yang diambil individu tersebut. Ada yang kemudian makin teguh dengan keyakinannya, ada pula yang memilih untuk 'berhijrah' atau bahkan terkadang karena masih tidak menemukan jawaban yang memuaskan si individu memilih untuk menjadi seorang yg bebas dan tidak terikat.

Si individu paham benar dengan pilihan yang dia buat. Dan saya percaya bahwa hanya kita sendiri yang tahu apa yang kita inginkan sehingga pilihan dalam memilih keyakinan adalah mutlak absolut milik individu itu sendiri, tentu saja dengan pemahaman bahwa keputusan yang kita ambil harus bisa kita pertanggungjawabkan untuk diri kita sendiri. Dan dengan 'pilihan' yang diambil tentunya dengan harapan memperoleh kebahagiaan ataupun kepuasan batin ataupun sekadar formalitas semunya tentu hanya tiap individu yang tahu.

Sekali lagi, semua adalah pilihan dan juga merupakan suatu proses. Semoga pilihan yang kita buat adalah yang terbaik dan kita termasuk dalam kategori yang 'bijak'.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun