Mohon tunggu...
Estty Oktarina
Estty Oktarina Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

saya seorang wanita biasa, yang mempunyai impian Yang Luaar Biasa. hheee... saya suka menulis...foto-foto dan suka Diem,,,hhehehhee

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[FPK] "Dimana Rakyat, yang Mana?"

29 Oktober 2011   02:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:20 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rakyat

Di mana-mana orang-orang ramai menyebut nama Rakyat

Presiden dan wakil presiden, dalam setiap panjang lebar pidato-pidato kenegaraannya

Yang kadang sampai kantuk mata dibuatnya menyebut nama Rakyat

Para menteri, di setiap sidang kabinetnya menyebut nama Rakyat

Anggota dewan dan majelis permusyawaratan yang katanya wakil-wakil Rakyat dalam setiap rapatnya

Yang kadang terkesan tanpa arah  maksud dan tujuannya menyebut  nama Rakyat

Aparatur Negara, dari tingkat lurah bahkan lebih rendah dalam pengakuan dan sumpahnya dengan tegas dan jelas menyatakan bekerja untuk Rakyat

Rakyat

Selalu nama Rakyat

Dari kota sampai pelosok desa, dari kecil sampai dewasa, semua menyebut nama Rakyat

Para pegawai swasta dan negeri, buruh pabrik, nelayan, dan petani, semua membicarakan nama Rakyat

pakar hukum, ekonomi, politik, dan pakar-pakar lainnya sering berdiskusi dan mengangkat nama Rakyat

mahasiswa dan lembaga masyarakat, dalam setiap kegiatan dan aksi-aksinya seringkali mengusung dan mengatas namakan Rakyat

Para petinggi partai politik dan juru kampanye, dalam setiap orasinya sering kali berkata “untuk Rakyat”

Rakyat

Alangkah terkenalnya nama Rakyat

Di Koran, majalah, televisi

dan media massa lainnya nama Rakyat sering terucap dan tertera

seolah tak ada hentinya

Hingga jenuh mata melihat dan membacanya, bosan telinga mendengarnya

dan dari sini, dari rongga mulut yang mungkin dianggap hina ini terlontar tanya

"Dimana Rakyat, yang Mana?"

Hening menyergap

Lama kutunggu tak ada jawab

Bahkan satu saja kata tiada terucap

Seolah semua tak tahu apa-apa dan sekali pun belum pernah mendengarnya

Apa?

Ya..ya..ya..

Wajar saja tak ada suara

Aku maklum

Sebab aku tahu tak ada satu manusia pun yang berani dan sudi

mengungkap aib diri sendiri

Karena ‘Rakyat’ hanyalah kata yang dijadikan alat

Tidak lebih

Untuk penuhi kebutuhan dan kehendak mulut dan perut masing-masing pribadi saja

dan itulah fakta (aku rasa. ya, rasaku saja)

"Rakyat adalah kambing hitam yang selalu diburu dan dijerat"

Nomor 203 : Jansori Andesta & Estty Oktarina

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun