Mohon tunggu...
Kirana Valen
Kirana Valen Mohon Tunggu... -

senang membaca setiap tulisan yang indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pulanglah....

4 April 2011   06:44 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:08 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lama kami tak bersua. Lama pula kami tak lagi saling bertegur sapa lewat berbagai sarana yang tersedia begitu mudah, murah dan bahkan gratis. Mungkin di antara hati kami tanaman kebencian akibat perang kata-kata di masa lampau itu telah begitu mengakar kuat ke dalam tanah. Lalu tanpa kesepakatan yang pasti pun kami membiarkan waktu yang menyelesaikannya, itupun bila sang waktu berkenan jua.

Jum'at kemarin.  Tergugah hasrat pendengaranku untuk memutar lagu lawas lantunan manis Rio Febrian, "Ku Ada Disini". Lagu yang bertemakan menghibur hati seorang sahabat yang tengah dilanda sedih dan duka. Mungkin jika lagu tersebut diputarkan di radio aq akan me-request nya, namun entah ingin kutujukan untuk siapa, hanya kalbu ini yang melayangkan ingatanku pada seorang yang dahulu pernah seirama sebagai seorang sahabat dalam setiap langkah. Ah, kenapa pula tiba-tiba ingatan ini bermuara padanya??? Lagi-lagi logikaku kembali berkuasa atas setiap rasa yang menyeruak.

Kusimak kata-kata dari setiap baitnya:

saat semua asamu
hilang dan tak tersisa
usah kau berkecil hati
ku ada di sini

saat engkau sadari
tiada arti hidup ini
usah kau ragukan lagi
ku ada di sini

* tak akan ada
satu pun yang bisa
memisahkan kita
sebutkan namaku di hatimu

tak perlu seribu bintang
yang bertaburan di langit sana
tuk temani malam-malammu
ku ada di sini

tak perlu seribu sahabat
dengan senyum sapa dan hangat cinta
cukup satu alasan indah
ku ada di sini

saat semua lelahmu
tak terbuangkan lagi
usah kau simpan sendiri
ku ada di sini

saat semua cintamu
pergi dan tak kembali
usah kau tangisi lagi
ku ada di sini

Hati tak pernah berdusta. Rupanya ia hendak memberitahukanku sesuatu yang tak kan mungkin terjangkau hanya dengan kekuatan daya nalar belaka. Hingga sekembali ke rumah inginku lagi dan lagi memutar lagu itu. Hingga kuterlelap dalam malam yang melarut. Namun tak kutemukan alasan mengapa inginku menyimak lagu itu berulang-ulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun