[caption caption="after rain (foto by: cerpenagnez)"][/caption]
Setiap jalur tertelusur jalan hidup senantiasa ada saja angin bersemilir membisikkan segala fenomena dunia. Ada kala benar, jujur, tak jarang pula dusta. Melapangkan mata, telinga, dan hati cukuplah bersambut hangat, setidaknya sebagai teman sejalan. Usah menyimpan harap lebih pada yang sekadar bersemilir karena ia bebas berkehendak titipkan setiap lipatan fenomena alam pada setiap celah yang dilaluinya. Genggammu ‘kan sia-sia belaka merengkuhnya, sekuat apapun. Celah dalam genggammu itu bukan satu-satunya. Angin tetaplah angin. Sekarang hembus di utara besok bias di tenggara. Liuk dan gemerisik dedaunan pun pepohonan nyatanya bersaksi menarasikan bisikan angin melalui desisnya. Tak perlu hirau, teruskanlah arah tuju jarum kompasmu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H