Mohon tunggu...
Inovasi

Hilangnya Sang Kalender Alam

24 September 2017   21:42 Diperbarui: 25 September 2017   10:59 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita tentu sering menjumpai produk-produk rumah tangga, terutama mebel dan funitur, yang dibuat dari bahan kayu dan memiliki pola di permukaannya. Salah satu jenis pola tersebut berbentuk lingkaran yang membentuk cincin-cincin dengan warna gelap dan terang yang berselang-seling. Pola seperti ini bisa dengan mudah dilihat pada permukaan kayu pohon-pohon besar, misalnya pohon jati. Tahukah anda bahwa selain menambah keindahan produk furnitur, pola tersebut bisa digunakan untuk mengetahui usia pohon?

Pola cincin tersebut lebih dikenal dengan nama lingkaran tahun. Lingkaran tahun merupakan fenomena yang terjadi karena adanya perbedaan laju pembelahan sel pada batang pohon. Pada tumbuhan dikotil (memiliki biji berkeping dua), terdapat jaringan yang berfungsi untuk melakukan pertumbuhan ke samping yang disebut jaringan kambium. 

Hal inilah yang menyebabkan diameter batang tanaman jati jauh lebih besar daripada batang tanaman jagung. Kambium melakukan pertumbuhan ke samping dengan melakukan pembelahan secara terus menerus. Di bagian tumbuhan juga terdapat pembuluh angkut yang dinamakan xilem dan floem yang berfungsi untuk mengedarkan air dan mineral dari akar ke daun dan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Kambium melakukan pembelahan dengan membentuk kedua jenis pembuluh angkut tersebut pada batang. 

Pada kebanyakan tumbuhan dikotil, pembuluh xilem terletak di sebelah dalam pembuluh floem. Jaringan kambium terletak di antara kedua tipe pembuluh angkut tersebut. Jika kambium melakukan pembelahan ke arah luar, maka floem akan terbentuk. Sebaliknya, jika pembelahan terjadi ke arah dalam, xilem akan terbentuk. Pembelahan ke arah dalam inilah yang pada akhirnya akan membentuk lingkaran tahun. Lalu bagaimana terjadi perbedaan laju pembelahan dari sel-sel kambium?

Kunci utama yang menyebabkan hal ini adalah perubahan jumlah air yang masuk ke tubuh tumbuhan. Seperti yang kita ketahui, tanaman membutuhkan air untuk melakukan fotosintesis dan menghasilkan energi untuk melakukan pertumbuhan. Pada musim kemarau, kadar air di tanah berkurang dan hujan turun hanya beberapa kali selama kurun musim kemarau. 

Peristiwa ini menyebabkan akar kesulitan mendapatkan air dari tanah, sehingga air yang masuk ke tubuh tumbuhan pun jumlahnya hanya sedikit. Kurangnya air menyebabkan pertumbuhan sel menjadi terhambat, sehingga lapisan xilem yang diproduksi menjadi lebih tipis dan ukuran selnya menjadi lebih kecil. Hal ini menghasilkan lapisan cincin yang berwarna gelap dan tipis. Bayangkan saja jika anda menggambar lingkaran-lingkaran yang saling berhimpitan di 2 kertas yang berbeda dengan ukuran yang berbeda pula. Pasti kertas dengan ukuran lingkaran yang lebih kecil akan menjadikan kertas berwarna lebih gelap dibandingkan dengan kertas dengan ukuran lingkaran yang besar.

bk-59c87d770e3f0b659670e073.jpg
bk-59c87d770e3f0b659670e073.jpg
Sebaliknya, saat musim hujan, curah air akan melimpah, sehingga kadar air di dalam tumbuhan juga akan meningkat. Hal ini memicu pertumbuhan tanaman, sehingga lapisan xilem yang terbentuk menjadi lebih tebal dan sel-sel yang terbentuk berukuran besar yang menghasilkan lapisan cincin yang berwarna terang dan tebal.

Kita mengetahui bahwa perubahan musim di setiap negara selalu teratur. Inilah yang menyebabkan pembentukan lingkaran tahun juga teratur, tergantung musim di setiap negara. Misalnya di negara tropis seperti Indonesia, lingkaran terang akan terbentuk pada musim hujan dan lingkaran gelap akan terbentuk pada musim kemarau, sedangkan di negara subtropis, lingkaran terang akan terbentuk pada musim semi dan lingkaran gelap akan terbentuk pada musim panas.

Para ahli botani/ ahli ekologi bisa menginterpretasikan data visual yang berupa cincin-cincin gelap-terang tersebut menjadi bilangan tahun dengan menggunakan suatu metode tertentu untuk menghitung usia pohon. Secara spesifik, ilmu yang mempelajari dan mengamati lingkaran tahun disebut dendrochronology. Ilmu tersebut tidak hanya menggunakan lingkaran tahun untuk mengetahui usia pohon, namun juga untuk memprediksi keadaan atmosfer bumi di masa lalu dan peristiwa-peristiwa yang terjadi, misalnya kebakaran hutan. Ilmu ini berpatokan pada prinsip-prinsip pembentukan lingkaran tahun, seperti yang telah dijelaskan di paragraf sebelumnya. Ilmu dendrochronology telah berkembang sejak abad ke 19, apakah ilmu itu masih relevan dengan keadaan jaman sekarang? Kita akan membahasnya di paragraf-paragraf selanjutnya.

Pada zaman sekarang pemanasan global semakin bertambah parah. Penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan baik sebagai bahan bakar kendaraan bermotor maupun bahan bakar mesin-mesin di pabrik melepaskan gas CO2dalam jumlah besar ke atmosfer. Penebangan hutan dan pembukaan lahan secara besar-besaran semakin memperparah keadaan. Kurangnya pohon sebagai penyerap gas CO2menyebabkan gas tersebut terkumpul di atmosfer. Gas CO2 merupakan penyerap gelombang radiasi inframerah yang sangat kuat. Radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi seharusnya bisa dipantulkan kembali menuju atmosfer bagian luar, tetapi karena adanya akumulasi CO2 di atmosfer bagian bawah, radiasi yang akan keluar dipantulkan kembali ke permukaan bumi. Peristiwa ini berlangsung terus menerus, sementara bumi terus mendapat radiasi dari matahari. Selain itu, lapisan ozon bumi yang seharusnya menjadi pelindung dari radiasi yang berbahaya sudah semakin menipis, bahkan berlubang di beberapa tempat. Hilangnya lapisan ozon tentu saja semakin memperparah keadaan. Kita perlu mengetahui bahwa gelombang radiasi membawa energi panas. Hal inilah yang menyebabkan suhu bumi semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Sumber: Climate.nasa.gov
Sumber: Climate.nasa.gov
Peningkatan suhu bumi membawa konsekuensi yang besar. Akibat suhu yang tinggi, penguapan di tempat-tempat di bumi menjadi lebih intens. Hal ini menyebabkan kekeringan dalam jangka waktu yang panjang di berbagai tempat di dunia. Kekeringan ini akan menghasilkan efek seperti musim kemarau dan akan berdampak pada pembentukan cincin gelap pada lingkaran tahun. Dampak selanjutnya adalah, akibat kekeringan yang terjadi, tanah kehilangan kemampuannya untuk menyerap air. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun