Film dokumenter ini menyajikan sebuah narasi visual, dimana mereka menampilkan hasil wawancara masa kini dan juga rekaman arsip, serta rekaman audio yang dibuat di sel terpidana mati. Bernama Theodore Robert Bundy, seorang pembunuh berantai dari Seattle, Amerika Serikat yang akhirnya di eksekusi mati pada tahun 1980. Film ini menampilkan hasil dari 100 jam wawancara audio dengan dua jurnalis.
Mise en scene yang terkandung dalam film ini cukup menarik perhatian, pasalnya, jika dilihat, walaupun menggunakan rekaman arsip, tetapi sang sutradara , mampu menghadirkan dan mengkurasi mana saja arsip yang baik untuk dilihat oleh para penontonnya.
 mise en scene. Meskipun film dokumenter ini memang memasukan segala bentuk jenis visual yang sangat natural, namun terdapat pula Mise en scene yang hadir secara menarik.
Mise en scene sendiri merupakan segala bentuk visual yang terlihat dalam film, seperti property, setting, make up, dan sebagainya. Mise en scene mampu menghadirkan bentuk keindahan visual dengan memberikan aspek rasio yang seimbang. Segala sesuatu yang ditampilkan atau diletakkan dalam set itu disebut denganSetting dan Property
Â
Dalam film dokumenter Conversations With A Killer : The Ted Bundy Tapes ini, tempat yang dipakai sangat natural karena dari rekaman asli, bisa dilihat pada setting tempat persidangan, terlihat ruangan sidang yang dipakai memiliki nuansa tahun 1980 an. Lalu pada setting saat wawancara di rumah, terlihat rumah tua amerika yang kuno penuh warna retro dengan nuansa coklat. Tempat penangkapan dalam Lorong juga sangat sederhana. Setting jalanan yang menampilkan banyak mobil tua menandakan semuanya terjadi di tahun lampau.
Wardrobe dan Make upÂ
Theodore Robert Bundy sebagai tokoh utama dalam penceritaan memakai pakaian yang menurut saya sedikit tidak pantas atau kurang cocok, dimana ia menggunakan jaS serba hitam dan rapi untuk seorang pembunuh berantai pada saat persidangan. Tetapi untuk wardrobe pada saat penangkapan itu sudah snagat sesuai. Lalu untuk wardrobe orang lain yang diwawancarai sangat pas dengan setting, tidak terlalu mencolok, tetapi masih ada point of interest nya disitu. Untuk make up sendiri, dikarenakan film dokumenter ini sangat natural apa adanya, maka make up juga sangat natural denga napa yang terjadi pada saat itu.
LightingÂ
Pada scene jalanan, dimana ada nuansa yang menggunakan lighting kuning menandakan arti sebuah kehati-hatian yang penuh. Dan lighting nya dibuat warm. Tetapi saat persidangan, pelacakan, dan penangkapan, dibuat lebih soft dan dingin agar terlihat sisi tegang dari film tersebut. pada saat sesi wawancara pun sama. Setiap setting dibuat dnegan mood yang berbeda, tergantung penceritaan apa yang sedang dibangun.