Mohon tunggu...
Kirana Adinda Alma K
Kirana Adinda Alma K Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

https://www.instagram.com/kiranaadn

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kampanye Politik Calon Walikota Bekasi Dalam Pilkada Serentak Tahun 2024 Melalui New Media

9 Januari 2025   07:15 Diperbarui: 9 Januari 2025   07:11 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji pemanfaatan new media dalam kampanye politik calon walikota Bekasi pada pilkada serentak tahun 2024, dengan focus pada transformasi digital yang mempengaruhi strategi komunikasi politik dan partisipasi Masyarakat. Dalam era dgitial, penggunaan teknologi data analitis dan artificialintelligence (AI) telah mengubah pendekatan kampanye menjadi lebih terukur, efesien dan personal, memungkinkan tim kampanye untuk memahami sentiment public dan memprediksi kecenderungan pemilih melalui analisis big data. Penelitian ini nggunakan metode penlitian kualitatif Dimana sumber data berasal dari studi literatur dan kajian ilmiah yang diperoleh melalaui jurnal dan artikel serta buku referensi yang sesuai dengan judul penelitian ini. Penelitian ini menyoroti peran penting platform media sosial seperti Instagram, facebook dan tiktok dalam membangun citra kandidat dan menjangkau pemilih serta menciptakan ruang partisipasi politik yang lebih inklusif. Namun, tantangan seperti penyebaran disinformasi dan hoaks juga muncul, mengancam integritas proses demokrasi. Oleh karena itu, penting untuk menignkatkan literasi digital Masyarakat dan mengembangkan regulasi yang komperhensif untuk mengatur penggunaan new media dalam politik. Temuan ini memberikan wawasan tentang dinamika kampanye politik di eera digital dan implikasinya terhadap kualitas demokrasi di Indonesia, serta menekankan perlunya adaptasi dan inovasi dalam stratgei kampanye untuk menghadapi tantangan yang ada.
Kata kunci: Politik, Pilkada, Kampanye, Media

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat telah menghadirkan perubahan signifikan dalam berbagai aspek kehidupan Masyarakat, termasuk dalam ranah politik dan demokrasi di Indonesia. Salah satu manifestasi nyata dari transformasi digital ini dapat diamati dalam konteks pilkada serentak 2024, khususnya dalam kampanye politik para calon walikota Bekasi. Era digital telah membawa pergeseran paradigma dalam strategi kampanye politik Dimana new media atau media baru telah menjadi instrument vital yang tidak dapat diabaikan dalam Upaya membangun komunikasi politik yang efektif dengan konsituennya. New media, yang mencakup platform media sosial, website, aplikasi mobile dan berbagai bentuk komunikasi digital lainnya, yang telah menciptakan ruang public virtual yang memungkinkan interaksi lebih dinamis, personal dan realtime antara kandidat dengan Masyarakat. Kota Bekasi, sebagai salah satu kota metropolitan yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta, memiliki karakteristik demografis yang unik dengan Tingkat penetrasi internet dan penggunaan media sosial yang tinggi di kalangan penduduknya. Kondisi ini menjadikan new media sebagai medium strategis bagi para kandidat walikota Bekasi dalam menyampaikan visi, misi dan program kerja sekaligus membangun engagement dengan para pemilih, khususnya generasi milineal dan gen Z yang merupakan digital native.

Pemanfaatan new media dalam kampanye politik di pilkada Bekasi 2023 tidak hanya mencerminkan adaptasi terhadap perkembangan zaman, tetapi juga merupakan respon terhadap perubahan perilaku Masyarakat dalam mengakses dan mengonsumsi informasi politik. Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih dalam mengingat efektivitas penggunaan new media dapat menjadi salah satu faktor penentu dalam mempengaruhi preferensi pemilih dan pada akhirnya menentukan hasil pilkada. Terlebih lagi dalam konteks pandami covid-19 yang telah mengakselerasi transformasi digital dalam berbagi aspek kehidupan, termasuk dalam hal kampanye politik yang semakin mengandalkan platform digital untuk menjangkau pemilih secara lebih luas dan efesien.
Dinamika kampanyepolitik melalui new media di pilkada Bekasi 2024 juga mencerminkan evolusi demokrasi digital di Indonesia, Dimana ruang-ruang virtual telah menjadi arena pertarungan gagasan dan narasi politik yang tak kalah pentingnya dengan kampanye konvensional. Pemanfaatan big data dan analisis media sosial oleh tim kampanye untuk memahami sentiment public, pemetaan isu-isu strategis, serta pengembangan konten yang lebih targeted dan personalized merupakan inovasi yang mengubah lanskap persaingan politik di era digital. Disisi lain, fenomena ini juga memunculkan tantangan baru terkait literasi digital Masyarakat, penyebaran disinformasi dan hoaks, serta kebutuhan akan regulasi yang lebih komperhensif dalam mengatur kampanye politik di ruang digital. Kompleksitas ini semakin dipertegan dengan karakteristik Masyarakat kota Bekasi yang heterogeny, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun cultural yang menuntut pendekatan kampanye digital yang lebih sophisticated dan adaptif.
Penggunaan media dalam kampanye politik juga membuka peluang bagi partisipasi politik yang lebih inklusif dan deliberative, Dimana Masyarakat tidak lagi sekedar menjadi objek kampanye melainkan dapat berperan aktif sebagai subjek yang turut membentuk diskursus politik melalui berbagai platform digital. Fenomena ini pada gilirannya berkontribusi pada penguatan demokrasi partisipatif di Tingkat local, sekaligus menjadi laboraturium pembelajaran bagi pengembangan model kampanye politik digital yang lebih efektif dan bertanggung jawab di masa depan. Kajian terhadap penggunaan new media dalam kampanye pilkada Bekasi 2024 juga menjadi relevan dalam konteks trasnformasi global menuju society 5.0 dimana integrasi teknologi digital dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk politik, menjadi keniscayaan yang tak terelakkan. Hal ini menuntut pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana teknlogi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat proses demokratisasi, sekaligus memitigasi potensi dampak negatifnya terhadap kualitas discourse politik dan kohesi Masyarakat sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan new media dalam kampanye politik calon walikota Bekasi pada Pilkada Serentak 2024, serta mengidentifikasi implikasi teoritis dan praktis yang relevan untuk pengembangan studi komunikasi politik digital di Indonesia. Melalui pendekatan metodologis yang komprehensif, diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam memahami dinamika kampanye politik di era digital dan dampaknya terhadap kualitas demokrasi di Indonesia sehingga dapat dikembangkan dan di implementasikan untuk kampanye kedepannya

METODE PENULISAN

Metode penelitian yang digunakan dalam kajian tentang kampanye politik calon walikota Beekasi dalam pilkada serentak tahun 2024 melalui new media menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur yang komperhensif. Pendelkatan kualitatif dipilih karena mampu memberikan pemahaman yang mendalam dan holistic terhadap fenomena penggunaan new media dalam konteks kampanye politik, dengan focus pada aspek-aspek kualitatif seperti strategi komunikasi, konten kampanye dan pola interaksi digital yang terjadi di berbagai platform media sosial. Metode studi literatur dilakukan melalui penelusuran dan analisis berbagai sumber data sekunder yang relevanm termasuk artikelilmiah dari jurnal nasional dan internasional yang terindeks, buku referensi tentang komunikasi politik daigital dan new media, laporan penelitian terdahulu, komponen kebijakan dan regulasi terkait kampanye politik digital, publikasi resmi dari Lembaga-lembaga terkait seperti KPU dan bawaslu, serta berbagai sumber daring kredibel yang membahas dinamika kampanye politik di era digital.
Prose pengumpulan data dilakukan secara sistematis dengan menggunakan teknik dokumetasi, Dimana peneliti melakukan identifikasi, kategorisasi dan analisis terhadap berbagai literatur yang relevan dengan focus penelitian. Dalam hal ini, peneliti menggunakan beberapa database akademik terkemuka seperti google scholar, Science Direct dan prtal Garuda untuk mengakses artikel ilmiah yang relevan, serta memanfaatkan perpustakaan digital dan repsitori institusi untuk mengakses usmber-sumber referensi lainnya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan analisis konten kualitatif, di mana peneliti melakukan coding dan kategorisasi terhadap temuan-temuan dari berbagi literatur untuk mengidentifikasi pola-pola, tema dan konsep kunci yang relevan dengan penggunaan new media dalam kampanye politik.
Proses analisis data juga melibatkan interpretasi mendalam terhadap berbagai perspektif teoritis dan empiris yang ditemukan dalam literatur, untuk kemudian diintegrasikan kedalam kerangka analisis yang koheren dan komperhensif. Validitas dan reliabilitas penelitian dijaga melalui triangulasi sumber data. Dimana peneliti membangdingkan dan mongkonfirmasi temuan-temuan dari berbagai sumber literatur yang berbeda untuk memastikan konsistensi dan kredibiltas hasil analisis. Peneliti juga melakukan review terhadap berbagai penelitian terdahulu yang relevan untuk membangun pemahaman yang lebih mendalam tentang state of art dalam kajian tentang kampanye politik digital, sekaligus mengidentifikasi gap penelitian yang dapat diisi melalui kajian ini. Kerangka waktu penelitian difokuskan pada periode menjelang dan selama berlangusngnya pilkada sertentak 2024, dengan mempertimbangkan juga konteks historis dan perkembangan penggunaan new media dalam kampanye politik di Indonesia secara umum dan di kota Bekasi secara khusus. Melalui pendekatan metodologis ini, penelitian bertujuan untuk menghasilkan analisis yang mendalam dan komperhensif politik dalam konteks pilkada Bekasi 2024, sekaligus mengidentifikasi implikasi-implikasi teoritis dan praktis yang relevan bagi pengembangan studi komunikasi politik digital di Indonesia.

HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pemanfaatan platform media sosial sebagai sarana utama kampanye digital
Hasil penelitian menunjukkan bahwa platform media sosial telah megambil peran sentral sebagai instrument utama dalam strategi kampanye digital para calon walikota Bekasi pada pilkada 2024, mencerminkan transformasi fundamental dalam lanskap komunikasi politik kontemporer. Analisis mendalam terhadap berbagai literatur akademik dan sumber-sumber kredibel mengungkapkan bahwa Instagram, facebook, twitter dan tiktok menjadi platform yang paling intensif dimanfaatkan dalam kampanye politik digital, dengan masing-masing platform memiliki karakteristik dan peran strategis yang unik dalam ekosistem kampanye digital. Instagram, sebagai platform yang mengedepankan konten visual, muncul sebagai platform dominan yang digunakan untuk membangun dan mempertahankan citra visual kandidat melalui konten-konten yang terstruktur dan estetis. Para tim kampanye memanfaatkan berbagai fitur canggih Instagram seperti Stories, Reels, dan IGTV untuk menyampaikan program dan aktivitas kampanye secara lebih dinamis dan engaging. Instagram Stories dimanfaatkan untuk memberikan update real-time tentang kegiatan kampanye dan interaksi langsung dengan konstituen, sementara Reels menjadi wadah untuk konten kreatif yang ringkas dan viral. IGTV digunakan untuk konten yang lebih panjang dan mendalam, seperti pidato politik, diskusi program, atau dokumentasi kegiatan sosial. Strategi visual yang diterapkan di Instagram juga mencakup penggunaan infografis yang informatif, foto-foto professional yang menampilkan interaksi kandidat dengan masyarakat, serta video-video berkualitas tinggi yang menggambarkan visi dan misi kandidat.
Facebook dengan basis penggunaannya yang lebih matangd an beragam, dimanfaatkan sebagai platform untuk menjangkau segmen pemilih yang lebih luas, khususnya kelompok usia menengah keatas. Konten di facebook dikemas dalam format yang lebih informatif dan diskursif, dengan penekanan pada artikel Panjang, diskusi mendalam tentang isu isu kebijakan dan interaksi langsung melalui fitur komentar dan facebook live. Tim kampanye juga memanfaatkan fitur grup facebook untuk memabngun komunitas pendukung yang solid dan memfasilitasi diskusi politik yang lebih terarah. Facebook ads digunakan secara strategis untuk melakukan targeting berdasarkan demografis, geografis dan psikografis pemilih potensial. Twitter dengan karakteristiknya yang real time dan berbais teks, diposisikan sebagai medium untuk membangun diskusi dan perdebatan politik yang lebih mendalam. Platform ini dimanfaatkan untuk merespon isu-isu actual yang berkembang di Masyarakat, melakukan engagement dengan opinion leaders dan influencers politik, serta membangun narasi kampanye yang lebih produktif dan supportif. Hashtag campaign dan twiter threads menjadi alat efektif untuk mengorganisir diskusi dan menyebarkan pesan-pesan politik secara viral. Tim kampanye juga memanfaatkan fitur polling Twitter untuk mengukur sentimen publik terhadap isu-isu tertentu dan menggunakan data tersebut untuk menyesuaikan strategi kampanye.
Tiktok sebagai platform yang relative baru namun snagat popular, muncul sebagai saluran yang sangat efektif dalam menjangkaau memilih generasi Z. konten kampanye tiktok dikemas dalam format yang lebih singkat dan kreatif, menghibur namun tetap informatif, memanfaatkan tren dan challenge yang sedang viral untuk menyampaikan pesan-pesan politik. Para kandidat dan tim kampanye beradaptasi dengan bahsa tiktok menggunakan music, efek visual dan format story telling yang sesuai dengan preferensi generasi muda. Duet dan stich fitur dimanfatakan untuk mencipatakn interaksi yang lebih personal dengan pemilih muda, sementara hashtag challenge digunakan untuk mendorong partisipasi aktif pengikut dalam kampanye. Pemanfaatan multi-platform ini mencerminkan evolusi strategi komunikasi politik yang semakin sophisticated dan adaptif. Tim kampanye mengembangkan pendekatan yang terintegrasi, di mana setiap platform memiliki peran dan target audiens yang spesifik, namun tetap terhubung dalam satu narasi kampanye yang koheren. Content calendar dan editorial planning dikembangkan dengan mempertimbangkan karakteristik unik masing-masing platform, waktu posting optimal, serta pola konsumsi media target audiens. Analisis data dari berbagai platform digunakan untuk mengoptimalkan strategi konten dan engagement, memungkinkan penyesuaian real-time berdasarkan performa dan feedback.
Strategi cross-platform yang diterapkan juga mencakup penggunaan consistent messaging dan visual branding di seluruh platform, memastikan bahwa identitas kandidat dan pesan-pesan kunci kampanye tetap konsisten namun dikemas dalam format yang sesuai dengan karakteristik masing-masing platform. Tim kampanye juga mengembangkan mekanisme untuk mendorong traffic antar platform, memaksimalkan exposure dan engagement dengan berabgai marketing dilakukan secara strategis di berbagai platform untuk memperluas jangkauan dan meningkatkan kredibilitas kampanye. Keberhasilan startegi multi platform ini dapat dilihat dari meningkatnya engagement rate, growing follower base, dan positive sentiment analysis di berbagai platform media sosial. Analisis ini menunjukkan bahwa pendekatan ini efektif dalam membangun omnipresence aktif pemilih dalam diskusi politik online. Lebih jauh lagi integrasi kampanye digital dengan aktivitas offline menciptakan pengalaman politik yang lebih holistic dan meaningfull bagi pemilih, mendorong Tingkat partisipasi politik yang lebih tinggi di kalangan berbagai segmen Masyarakat.
2. Optimalisasi data analitis dan artificial intelligence dalam kampanye digital
Temuan penelitian mengungkapkan adanya transformasi revolusioner dalam strategi kampanye politik melalui peningkatan signifikan penggunaan teknologi data analitis dan artificial intelligence (AI) pada pilkada Bekasi 2024. Pemanfaatan teknologi canggih ini menandai era baru dalam kampanye politik digital yang lebih terukur, efisien dan tepat sasaran. Para tim kampanye telah mengadopsi berbagai tools analitik canggih untuk melakukan social listening yang komperhensif. Tools ini mampu memindai dan menganalisis percakapan digital di berbagai platform media sosial, forum online dan situs berita untuk memahami sentiment public terhadap kandidat dan isu-isu kampanye. Sentiment analysis dilakukan emnggunakan algoritma natural language processing (NLP) yangd apat mengidentifikasi nada emosional dari postingan dan komentar Masyarakat,emmunginkan tim kampanye untuk memahami respon public terhadap berbagai inisiatif kampanye secara lebih mandalam. Pemetaan preferensi pemilih lebih sophisticated dengan meenggunakan teknologi big data analytics. Tim kampanye dapat mebgumpulkan dan menganalisis data berbagai sumber digital untuk menciptakan profil-profil pemilih yang sangat detail. Data ini mencakup infromasi demografis seperti usia, gender dan Lokasi serta data psikografis seperti minat, nilai dan perilaku online. Analisis big data juga memungkinkan identifikasi pola-pola tersembunyi dalam perilaku pemilih yang dapat digunakan untuk memprediksi kecenderungan coting dan mengoptimalkan strategi kampanye.
Pengembangan strategi microtargeting menjadi lebih efektof dnegan dukungan AI. Algoritma machine learning menganalisis data historical dan real time untuk mengidentifikasi segmen-segmen pemilih yang spesifik dan merancang pesan kampanye yang sangat personal untuk masing-masing segmen. Sistem AI dapat mengotomatisasi proses segmentasi audiens dan menghasilkan rekomendasi konten yang paling sesuai untuk setiap segmen, meningkatkan efektivitas komunikasi politik. Optimalisasi waktu posting konten kampanye juga mengalami peningkatan signifikan dengan penggunaan AI. Algoritma dapat menganalisis data historis tentang engagement rates pada berbagai waktu dan hari untuk menentukan timing optimal untuk setiap jenis konten di platform yang berbeda. Sistem AI juga dapat memprediksi trend engagement di masa depan berdasarkan pola-pola yang teridentifikasi, memungkinkan tim kampanye untuk merencanakan strategi content distribution yang lebih efektif. Pemilihan format konten yang paling sesuai untuk setiap platform dan audiens target juga dimudahkan dengan teknologi AI. Sistem dapat menganalisis performa historical berbagi format konten (teks, gambar, video dan infografis) dan memberikan rekomendasi format yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan kampanye tertentu. Machine learning algorithms juga dapat mengidentifikasi elemen-elemen visual dan tekstual yang paling resonan dengan berbagai segmen pemilih.
Implementasi teknologi machine learning dalam personalisasi konten kampanye merupakan terobosan signifikan. Sistem dapat menganalisis preferensi dan perilaku digital individu pemilih untuk menghasilkan rekomendasi konten yang sangat personal dan secara otomatis menyesuaikan rekomendasi konten berdasarkan feedback yang diterima. Identifikasi dan respons terhadap trending topics daan isu yang viral juga menjadi lebih efisien dengan bantuan AI. Sistem dapat melakukan real time monitoring terhadap percakapan online dan mengidentifikasi isu yang berpotensi viral sebelum mencapai puncak popularitasnya. Ini memungkinkan tim kampanye untuk merespons lebih cepat dan memanfaatkan momentum untuk kempentungan kampanye. Evaluasi performa kampanye digital mengalami peningkatan akurasi yang signifikan dengan penggunaan data analytick. Tim kampanye dapat melakukan tracking dan analisis metrics kampanye sacara ral time, termasuk engagement rates, reach, share of voice dan conversion metrics, dashboard analytics yang sophisticated memungkingkan visualisasi data yang kompleks menjadi insight yang actionable.
Penggunaan predictive analytics juga memungkinkan tim kampanye untuk melakukan forecasting terhadap efektivitas berbagai inisiatif kampanye. Sistem dapat memprediksi potential impact dari berbagai strategi kampanye berdasarkan data historis dan trend current, membantu dalam pengambilan keputusan strategis.
Aspek penting lainnya adalah penggunaan AI dalam crisis management dan reputation monitoring. Sistem dapat mendeteksi potensi krisis komunikasi sejak dini melalui analisis sentiment dan trend monitoring, memungkinkan tim kampanye untuk mengambil tindakan preventif sebelum isu berkembang menjadi krisis yang lebih besar. Implementasi teknologi AI dan data analytics ini juga membantu dalam resource allocation yang lebih efisien. Tim kampanye dapat mengalokasikan budget dan sumber daya manusia secara lebih tepat berdasarkan data dan prediksi performa yang dihasilkan oleh sistem AI. Kesimpulannya, penggunaan teknologi data analytics dan AI telah mengubah landscape kampanye politik digital secara fundamental, menciptakan pendekatan yang lebih terukur, efisien, dan personal dalam komunikasi politik. Kemampuan untuk menganalisis data dalam skala besar, melakukan prediksi akurat, dan mengotomatisasi berbagai aspek kampanye digital telah meningkatkan efektivitas strategi kampanye secara signifikan, membawa kampanye politik ke era baru yang lebih sophisticated dan data-driven.
 
3. Tantangan dan problematika kampanye politik di era digital
a. Penyebaran disinformasi dan hoaks dalam kampanye digital
Permasalahan penyebaran disinformasi dan hoaks menjadi tantangan serius dalam pelaksanaan kampanye politik digital di pilkada Bekasi 2024. Fenomena ini tidak hanya mengancam integritas proses demokrasi tetapi juga berpotensi mempengaruhi kualitas pengambilan Keputusan pemilih. Penyebaran informasi palsu dan menyesatkan melalui berbagai platform media sosial dapat terjadi dengan sangat cepat dan massif, didorong oleh kemudahan berbagi informasi dan minimnya verifikasi factual oleh pengguna media sosial. Tim kampanye dan pendukung kandidat terkadang terlinat dalam penyebaran narasi yang tidak terverifikasi untuk kepentingan politik jangka pendek, menciptakan distorsi dalam diskursus public. Hal ini diperparah dengan adanya actor-aktor secara sistematis memproduksi dan mendistribusikan konten-konten manipulative untuk mempengaruhi opini public. Fenomena ini menuntut peran aktif berbagai pemangku kepentungan, termasuk platform media sosial, Lembaga fact checking, dan Masyarakat sipil untuk membangun mekanisme penangkalan hoaks yang efektif.
b. Echo chamber dan filter bubble dalam media sosial
Fenomena echo chamber dan filter bubble telah menciptakan polarisasi dan fragmentasi yang siginifikan dalam komunikasi politik digital. Algoritma media sosial yang dirancang untuk memberikan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna justru menciptakan ruang-ruang tertutup Dimana pemilih hanya terpapar pada infromasi dan pandangan yang selaras dengan keyakinan politik mereka. Hal ini menyebabkan terbetntuknya kelompok-kelompok homogen yang saling terisolasi Dimana narasi narasi politik yang berbeda sulit untuk menembus dan berdialog. Kondisi ini tidak hanya menghambat polarisasi politik di Masyarakat. Menghambat perukaran gagasan yang sehat tetapi juga berpoteensi mempertajan polarisasi yang ada. Echo chamber digital ini juga memperkuat bias konfirmasi, Dimana pemilih cenderung mencari dan mempercayai informasi yang mendukung pandangan politik mereka sambil mengabaikan atau menolak informasi yang bertentangan.
c. Kesenjangan digital dan ekslusi partisipasi politik
Masalah kesenjangan digital (digital divide) masih menjadi tantangan signifikan dalam konteks kampanye politik digital di Bekasi. Tidak semua kelompok masyarakat memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital dan internet, baik karena keterbatasan ekonomi, infrastruktur, maupun kemampuan teknis. Kondisi ini berpotensi menciptakan eksklusi dalam partisipasi politik digital, di mana sebagian masyarakat mungkin tertinggal atau terpinggirkan dari diskursus politik online. Kesenjangan dalam literasi digital juga mempengaruhi kemampuan masyarakat untuk memahami dan memanfaatkan informasi politik yang tersedia di platform digital secara kritis dan efektif. Hal ini menciptakan ketimpangan dalam akses terhadap informasi politik dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam proses demokrasi digital.
d. Keamanan siber dan privasi data
Intensifnya penggunaan data pribadi dalam strategi micro-targeting kampanye digital memunculkan kekhawatiran serius terkait keamanan siber dan privasi data pemilih. Pengumpulan dan analisis data pemilih yang ekstensif untuk kepentingan kampanye politik menimbulkan risiko penyalahgunaan data dan pelanggaran privasi. Masalah ini semakin kompleks dengan minimnya regulasi yang spesifik mengatur penggunaan data pribadi dalam konteks kampanye politik digital. Kerentanan sistem keamanan siber juga membuka peluang bagi serangan siber yang dapat mengancam integritas data dan proses kampanye digital.
e. Keterbatasan regulasi dalam ruang digital
Keterbatasan regulasi yang spesifik mengatur kampanye politik di ruang digital menciptakan grey area yang berpotensi disalahgunakan. Kerangka hukum yang ada belum sepenuhnya mengakomodasi kompleksitas dan dinamika kampanye politik di era digital, termasuk dalam hal pengaturan konten kampanye, penggunaan data pribadi, dan batasan-batasan aktivitas kampanye di platform digital. Kondisi ini menciptakan ketidakpastian hukum dan berpotensi memunculkan praktik-praktik kampanye yang tidak etis atau merugikan pemilih. Regulasi yang ada juga belum mampu mengantisipasi perkembangan teknologi yang pesat dalam konteks kampanye politik digital.
 
4. Implikasi terhadap kualitas demokrasi dan partisipasi politik
Hasil analisis menunjukkan bahwa pemanfaatan new media dalam kampanye politik pilkada Bekasi 2024 telah menciptakan dampak transformative yang signifikan terhadap kualitas demokrasi dan dinamika partisipasi politik Masyarakat. Transofmasi ini membawa perubahan fundamental dalam cara Masyarakat berinteraksi dengan proses demokrasi dan bagaimana mereka terlibat dalam diskursus politik. Digitalisasi kampanye politik telah membuka ruang partisipasi yang secara signifikan lebih lias dan inklusif dibandingkan era sebelumnya. Platform digital memungkinkan terjadinya demokrasi informasi politik Dimana akses terhadap informasi tentang kandidat, program dan isu-isu politik menjadi lebih mudah dan terjangkau bagi berbagai lapisan Masyarakat. Interaksi dua arah antara kandidat dan pemilih yang difasilitasi oleh media sosial telah menciptakan model komunikasi politik yang lebih dialogis dan responsive, menggantikan pola komunikasi saatu arah yang dominan dalam kampanye konvensional. Platform digitak juga telah memfasilitasi munculnya bentuk-bentuk baru aktivisme politik yang lebih organic dan berbasis grassroots. Masyarakat dapat dengan mudah mengorganisisr diri, membentuk komunitas politik online dan dapat melakukan molibisasi sosial untuk siu-isu yang mereka perjuangkan, media sosial menjadi wadah bagi munculnya Gerakan-gerakan politik spontan yang mampu mengumpulkan dukungan massif dalam waktu singkat, menciptakan dinamika baru dalam lanskap poltik local.
Namun ditengah berbagai kenajuan tersebut, muncul kekhawatiran serius tentang kualitas deliberasi politik dalam ruang digital. Interaksi politik online seringkali dicirikan oleh komunikasi yang superfisial, di mana perdebatan kompleks disederhanakan menjadi soundbites atau meme yang virall namun kurang substansi. Dibandingkan dengan komunikasi politik tatap muka yang memungkinkan dialog mendalam dan pertukaran gagasan yang lebih nyansir, interaksi online cenderung terjebak dalam polarisasi dan simplifikasi isu.
Fenomena pst0truht politics menjadi tantangan signifikan dalam era kampanye digital. Viralitas konten sensational dan emosional seringkali mengalahkan substansi dan fakta dalam membentuk opini public. Platform media sosial dengan algoritma yang menguatamakan engagement tidak jarang justru memperkuat penyebaran infromasi yang memicu emosi namun miskin substansi. Hal ini berpotensi mengaburkan isu-iusu poltik penting yang memerlukan pemahaman mendalam dan diskusi rasional. Transformasi dalam bentuk-bentuk partisipasi politik juga terlihat jelas melalui munculnya aktivisme digital dan keterlibatan politik online sebagai manifestasi baru dari partisipasi demokratis. Digital activism telah menciptakan cara-cara baru bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi politik mereka, mulai dari petisi online hingga kampanye viral di media sosial. Online political engagement memungkinkan masyarakat untuk terlibat dalam proses politik dengan cara yang lebih fleksibel dan sesuai dengan gaya hidup digital mereka.
Perubahan-perubahan ini menuntut adanya redefinisi dan rekonseptualisasi tentang makna partisipasi politik dan kualitas demokrasi dalam era digital. Konsep tradisional tentang partisipasi politik yang seringkali terbatas pada kegiatan formal seperti pemungutan suara atau kampanye tatap muka perlu diperluas untuk mengakomodasi bentuk-bentuk partisipasi digital yang semakin beragam. Demikian pula, indikator kualitas demokrasi perlu disesuaikan untuk mempertimbangkan dinamika baru yang muncul dalam ruang digital.
Implikasi lain yang penting adalah perlunya pengembangan literasi digital politik di kalangan masyarakat. Kemampuan untuk memahami, menganalisis, dan berpartisipasi secara kritis dalam diskursus politik online menjadi keterampilan esensial bagi warga negara di era digital. Ini mencakup kemampuan untuk memverifikasi informasi, memahami konteks, dan terlibat dalam dialog politik yang konstruktif di platform digital. Platform digital juga telah mengubah cara masyarakat membangun dan mempertahankan identitas politik mereka. Media sosial menjadi arena di mana identitas politik dikonstruksi, dinegosiasikan, dan diekspresikan melalui berbagai bentuk konten digital. Hal ini menciptakan dinamika baru dalam pembentukan opini publik dan preferensi politik.
Kesimpulannya, pemanfaatan new media dalam kampanye politik telah membawa perubahan fundamental dalam lanskap demokrasi dan partisipasi politik. Meski membuka peluang baru untuk partisipasi yang lebih luas dan inklusif, transformasi ini juga membawa tantangan serius terhadap kualitas diskursus politik dan deliberasi demokratis. Memahami dan mengelola implikasi-implikasi ini menjadi kunci untuk memastikan bahwa digitalisasi kampanye politik berkontribusi positif terhadap penguatan demokrasi, bukan sebaliknya memperlemah fondasi-fondasi demokrasi deliberatif.

KESIMPULAN
Kampanye politik calon walikota Bekasi dalam Pilkada Serentak Tahun 2024 menunjukkan transformasi signifikan yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, di mana new media, termasuk platform media sosial, website, dan aplikasi mobile, telah menjadi instrumen vital dalam membangun komunikasi politik yang efektif dengan konstituen. Dalam konteks ini, penggunaan teknologi data analitis dan artificial intelligence (AI) telah mengubah strategi kampanye menjadi lebih terukur dan efisien, memungkinkan tim kampanye untuk melakukan social listening yang komprehensif dan memahami sentimen publik terhadap kandidat serta isu-isu kampanye melalui analisis percakapan digital. Dengan memanfaatkan big data analytics, tim kampanye dapat menciptakan profil pemilih yang sangat detail, yang mencakup informasi demografis dan psikografis, serta mengidentifikasi pola perilaku pemilih untuk memprediksi kecenderungan voting. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok, yang masing-masing memiliki karakteristik unik dalam ekosistem kampanye digital, di mana Instagram berfungsi sebagai platform dominan untuk membangun citra visual kandidat, sementara Facebook digunakan untuk menjangkau segmen pemilih yang lebih luas dengan konten yang lebih informatif dan diskursif. Selain itu, penggunaan new media dalam kampanye politik tidak hanya membuka peluang bagi partisipasi politik yang lebih inklusif, tetapi juga berkontribusi pada penguatan demokrasi partisipatif di tingkat lokal, menjadikan masyarakat tidak hanya sebagai objek kampanye, tetapi juga sebagai subjek yang aktif dalam membentuk diskursus politik. Dengan mempertimbangkan karakteristik heterogen masyarakat Kota Bekasi, yang memiliki tingkat penetrasi internet dan penggunaan media sosial yang tinggi, penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis mendalam tentang implikasi teoritis dan praktis dari penggunaan new media dalam kampanye politik, serta bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat proses demokratisasi dan mitigasi dampak negatif terhadap kualitas diskursus politik dan kohesi sosial.
Kampanye politik calon walikota Bekasi dalam Pilkada Serentak Tahun 2024 menunjukkan transformasi signifikan yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, di mana new media, termasuk platform media sosial, website, dan aplikasi mobile, telah menjadi instrumen vital dalam membangun komunikasi politik yang efektif dengan konstituen. Dalam konteks ini, penggunaan teknologi data analitis dan artificial intelligence (AI) telah mengubah strategi kampanye menjadi lebih terukur dan efisien, memungkinkan tim kampanye untuk melakukan social listening yang komprehensif dan memahami sentimen publik terhadap kandidat serta isu-isu kampanye melalui analisis percakapan digital. Dengan memanfaatkan big data analytics, tim kampanye dapat menciptakan profil pemilih yang sangat detail, yang mencakup informasi demografis dan psikografis, serta mengidentifikasi pola perilaku pemilih untuk memprediksi kecenderungan voting. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya platform media sosial seperti Instagram, Facebook, Twitter, dan TikTok, yang masing-masing memiliki karakteristik unik dalam ekosistem kampanye digital, di mana Instagram berfungsi sebagai platform dominan untuk membangun citra visual kandidat, sementara Facebook digunakan untuk menjangkau segmen pemilih yang lebih luas dengan konten yang lebih informatif dan diskursif. Selain itu, penggunaan new media dalam kampanye politik tidak hanya membuka peluang bagi partisipasi politik yang lebih inklusif, tetapi juga berkontribusi pada penguatan demokrasi partisipatif di tingkat lokal, menjadikan masyarakat tidak hanya sebagai objek kampanye, tetapi juga sebagai subjek yang aktif dalam membentuk diskursus politik. Dengan mempertimbangkan karakteristik heterogen masyarakat Kota Bekasi, yang memiliki tingkat penetrasi internet dan penggunaan media sosial yang tinggi, penelitian ini bertujuan untuk memberikan analisis mendalam tentang implikasi teoritis dan praktis dari penggunaan new media dalam kampanye politik, serta bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan secara optimal untuk memperkuat proses demokratisasi dan mitigasi dampak negatif terhadap kualitas diskursus politik dan kohesi sosial. Namun, di balik semua keuntungan yang ditawarkan oleh new media, terdapat tantangan serius yang harus dihadapi, seperti penyebaran disinformasi dan hoaks yang dapat merusak integritas proses demokrasi dan mempengaruhi pengambilan keputusan pemilih. Fenomena ini diperparah oleh kemudahan berbagi informasi di media sosial dan minimnya verifikasi fakta oleh pengguna, yang sering kali terlibat dalam penyebaran narasi yang tidak terverifikasi demi kepentingan politik jangka pendek. Oleh karena itu, penting bagi semua pemangku kepentingan untuk mengembangkan literasi digital yang lebih baik di kalangan masyarakat, serta menciptakan regulasi yang lebih komprehensif untuk mengatur penggunaan new media dalam konteks politik, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan potensi positif dari transformasi digital ini dalam memperkuat demokrasi di Indonesia. Dengan demikian, kajian ini tidak hanya relevan dalam konteks Pilkada Bekasi 2024, tetapi juga memberikan wawasan yang lebih luas tentang bagaimana kampanye politik di era digital dapat beradaptasi dan berkembang seiring dengan perubahan perilaku masyarakat dalam mengakses dan mengonsumsi informasi politik, serta bagaimana hal ini dapat membentuk masa depan demokrasi di Indonesia.
 

DAFTAR PUSTAKA

Aermadepa, A., Apriyanto, A., Mulyeni, Y., Judijanto, L., Lawra, R. D., & Nizwana, Y. (2024). Penegakan Hukum Pemilu dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak Indonesia Tahun 2024. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.
Afnira, E. (2023). Optimalisasi Media Sosial sebagai Sarana Publikasi Pengawasan Pemilu 2024: Kasus Bawaslu Kota Tanjungpinang. Jurnal Mahasiswa Komunikasi Cantrik, 3(1).
Ali, M. K. (2024). PERTANGGUNGJAWABAN TINDAK PIDANA PEMILU PELIBATAN ANAK DIBAWAH UMUR PADA PROSES KAMPANYE POLITIK CALON ANGGOTA LEGISLATIF (Studi Putusan: No. 108/PID. SUS/2024/PT SMG.) (Doctoral dissertation, Universitas Islam Sultan Agung Semarang).
ANI, A. L. (2024). STRATEGI KPU KOTA BANDAR LAMPUNG DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI PEMILIH GEN-Z MELALUI PROGRAM "GOES TO CAMPUS" (Doctoral dissertation, UIN Raden Intan Lampung).
Ardiyansyah, A., & Maielayuskha, M. (2022). Political Communication Instruments Fasha Maulana in Influencing Millennial Voter: Evidence from Jambi Mayoral Election in 2019. Jurnal Studi Sosial Dan Politik, 6(2), 232-244.
CACA, R. F. (2023). Strategi Sosialisasi Komisi Pemilihan Umum Dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih Pemula Pada Pemilihan Umum 2024 (Studi Pada KPU Provinsi Lampung).
Harianja, G. P. D., Yudartha, I. P. D., & Prabawati, N. P. A. (2024). Strategi Komisi Pemilihan Umum Kota Denpasar dalam Meningkatkan Partisipasi Pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah Serentak Tahun 2020. Socio-political Communication and Policy Review, 1(3), 88-105.
Ikfina, M. U. (2023). Political Campaign Strategies in the Era of COVID-19 Pandemic: Candidate Experiences in the 2020 Surabaya City Regional Election. ARISTO, 12(1), 40-59.
Irawan, F. (2024). Analisis Pelaksanaan Pemilu 2024 Ditinjau Dari Aspek Yuridis Dan Perspektif Mahasiswa. Journal of Law, Administration, and Social Science, 4(4), 599-613.
Islami, M. I. A. (2024). Pemungutan, Penghitungan Dan Rekapitulasi Suara Pada Pemilu Serentak 2024. Jurnal Bawaslu DKI, 9(1), 101-118.
MAMAN, W. (2023). STRATEGI KOMISI PEMILIHAN UMUM (KPU) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI POLITIK PADA PEMILIHAN SERENTAK DI KABUPATEN LAMPUNG TIMUR TAHUN 2024.
Maulana, R. G., & Djuyandi, Y. (2023). Strategi Komunikasi Politik PKS dalam Mempertahankan Konstituen di Jawa Barat Melalui Instagram. Journal of Social and Policy Issues, 78-86.
Putri, H. N. A. M., & Agustina, I. F. (2024). Peran Bawaslu Dalam Mencegah Praktik Money Politic Pada Pemilu di Kota Surabaya. Journal of Governance and Local Politics (JGLP), 6(1), 37-50.
Romauli, J., & Azizah, N. (2024). DINAMIKA PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL TIKTOK OLEH PASANGAN CALON PRABOWO-GIBRAN DALAM PEMILIHAN CALON PRESIDEN DAN CALON WAKIL PRESIDEN PADA PEMILU 2024-2029 OLEH TIM KAMPANYE WILAYAH KECAMATAN PAMULANG-KOTA TANGERANG SELATAN. Communitarian: Jurnal Prodi Ilmu Politik, 6(1).
Rosyan, A. N., & Prasojo, E. (2024). Pemilihan Umum dan Budaya Patronase: Mahalnya Biaya Politik di Tengah Berkembangnya Sistem Meritokrasi. Publikauma: Jurnal Administrasi Publik Universitas Medan Area, 12(1).
Setiawan, A., Sulastri, E., Usni, U., Ulum, M., Meidiana, D., & Asyrofuddin, M. I. (2024, November). PELATIHAN JURNALIS KELOMPOK MEDIA JURNAL WICAKSANA GROUP DALAM PELIPUTAN POLITIK MENGHADAPI PILKADA 2024. In Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Masyarakat LPPM UMJ.
Setiawan, T., Hikam, M. A. D., Suhartomo, A., Tamba, S. M., Hasibuan, E. W., Kartodirdjo, A. M. K., ... & Arrazaq, T. A. (2022). Pendekatan Jaringan Sosial untuk Menganalisis Partisipasi Politik di Indonesia di Masa Pandemi Covid-19: Scoping Review.
Siswanto, A., & Ahwan, Z. (2024). Politik Hiburan Dalam Pemilu: Perolehan Suara Komeng Pada Pemilu 2024. Al-Tsiqoh: Jurnal Ekonomi dan Dakwah Islam, 9(1), 48-78.
Thaha, I. Kampanye Politik Dan Partisipasi Politik Di Tengah Pandemi Covid-19 (Studi Atas Kampanye Politik Digital Instagram Dan Partisipasi Politik Masyarakat Untuk Pemenangan Pasangan Idris-Imam Dalam Pilkada Tahun 2020 Di TPS 21 Beji, Beji, Depok, Jawa Barat) (Bachelor's thesis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun