Tim nasional Indonesia bertemu dengan Australia dalam lanjutan kualifikasi Piala Dunia 2026 ronde ke-3 pada Selasa (3/9). Bertanding di kandang sendiri, yakni stadion utama Gelora Bung Karno membuat Pasukan Garuda optimis meraih hasil lebih baik, apalagi pada pertandingan sebelumnya mereka sukses menahan imbang Arab Saudi 1:1.
Di sisi lain, Australia pada pertandingan sebelumnya meraih hasil buruk sebab takluk 1:0 atas Bahrain, tim Negeri Kanguru berencana tampil habis-habisan demi misi mencuri poin di GBK.
Dalam pertandingan ini, Indonesia menggunakan formasi 5-4-1 dengan tiga bek sejajar diisi oleh Justin Hubner, Jay Idzes dan Riski Ridho, diapit oleh dua Wing Back : Calvin Verdonk dan Sandy Walsh. Di lini tengah, pelatih Shin Tae-yong (STy) memasang nama Nathan Tjoe-A-On berduet dengan Ivar Jenner, menopang dua sayap yakni Ragnar Oreatmangoen dan Marselino Ferdinand. Penyerang tunggal dipercayakan pada Rafael Struick.
Melihat formasi ini, bisa jadi di awal pertandingan, timnas akan tampil lebih bertahan, memanfaatkan serangan balik lewat sisi sayap dan transisi cepat lini tengah. Kita mungkin tidak akan liat pressing tinggi seperti yang mereka pertontonkan ketika lawan Arab Saudi sebelumnya.
Namun jika mundur ke belakang, Australia akan sangat berbahaya jika dibiarkan leluasa di sepertiga akhir, bagi saya low block bukan cara yang bijak. Untuk mengantisipasi itu, medium block bisa jadi solusi, setidaknya agar transisi timnas Australia terhambat di lini tengah. Yang perlu diwaspadai juga adalah set piece dan bola-bola atas. Untungnya, kita masih punya Jay Idzes yang pada pertandingan sebelumnya tampil cukup solid dalam mengantisipasi direct football Arab Saudi.
Jika berkaca pada pertadingan mereka melawan Bahrain, Australia memang cukup mendominasi, namun Bahrain melakukan pembatasan gerakan pemain sehingga bisa peredam bangun serangan, ini bisa ditiru. Sementara saat Australia mencoba melakukan direct, kemampuan baca bola timnas cukup menentukan untuk menghentikan skema ini.Â
Saat melakukan serangan, timnas bisa meniru cara Jepang dalam membongkar pertahanan Australia, yakni dengan kemampuan mereka dalam melakukan passing pendek di ruang sempit. Beberapa pemain pun berani melakukan dribbiling untuk setidaknya menciptakan ruang. Hal ini sama ketika berhadapan dengan Arab Saudi di awal pertandingan ketika pergerakan pemain timnas sangat cair serta berani bermain umpan satu-dua.
Dipastikan akan sangat sulit untuk menciptakan banyak peluang mencetak goal ke pertahanan Australia, maka dari itu kemampuan finishing bisa menjadi kunci kemenangan timnas pada pertandingan ini.
Dalam realitas yang terjadi pada pertandingan, Australia terlihat begitu nyaman dalam mengalirkan bola mereka kerap menebar ancaman ke sisi half space lewat aliran bola. Banyak sekali momen bek timnas kecolongan. Beruntung, Paes dan Jay Idzes tampil solid.