Mohon tunggu...
Ki Pangkas
Ki Pangkas Mohon Tunggu... -

toto sing neng jero ati kuwi, awasono atimu dewe-dewe karo lan waspodo...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Goda-gado Makanan Khas ki Pangkas

17 April 2013   16:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:02 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jaman ini sudah sangat pekat sekali, semua pemahaman tentang kemanusiaan sudah terbolak balik...
walaupun banyak bendera AGAMA dan NEGARA, yang digadang-gadang sebagai pengawal kehidupan manusia, namun perbuatan mereka tetap saja melupakan cipta yang ESA[waktu terbitnya pengawalan/kebangkitan jaman]...
contoh besarnya...
ini tanah siapa...INI TANAH NEGARA...
ini rumah tuhan yang mana...INI RUMAH TUHAN AGAMA yang itu tuh masak gak tau sih...

btw...
sebenarnya yang dilarang dilakukan manusia itu satu :
jangan merampas sesuatu yang bukan haknya...

tapi cambuk penerapannya seperti ekor sapi, yaitu
jangan bunuh diri, jangan membunuh manusia, jangan memenjarakan manusia, jangan membiarkan manusia susah dalam bertahan dikehidupannya...dst..dst

dan janganlah memutus tali persaudaraan antar manusia, dengan batasan apapun itu...karena manusia ada, sebab hubungan yang terjadi diantara manusianya...

jaman akan berganti, namun saat ini masih banyak yang terlena dengan kilat mata kepatuhan yang terpancar dari Kuasa Agama, Kuasa Negara...karena mereka lebih mengutamakan hukum manusia daripada hukum alam semesta...percayalah, semua pengabdian yang berbendera AGAMA dan NEGARA itu hanyalah perbuatan sia sia belaka...karena jaman Keemasan akan segera tiba...waspadalah dan jagalah dengan pekerti dengan baik...

berbagilah terhadap sesama, tingkatkan kepedulian terhadap sesama, terbarkanlah semangat untuk saling menjaga sikap yang jauh dari rasa permusuhan karena ego pengetahuan manusia semata...

ngger anakku...
ki pangkas itu singkatan dari "kibar panglima kasih" atau suara lambaian hati...
sengaja diadakan untuk "kendaraan perang komentar" yang tanpa maksud tuk menggurui, juga tanpa maksud untuk agitasi nurani...hanya untuk meluruskan sesuatu yang sudah dibengkokkan siapa...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun