Mohon tunggu...
Kinu Natlus
Kinu Natlus Mohon Tunggu... lainnya -

Tukang Kebun

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Marah terhadap Presiden Jokowi

17 Februari 2015   02:16 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:04 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Jokowi, silahkan menikmati runtuhnya etos 'bersih bersih' korupsi di negri ini. Setelah dagelan praperadilan yang Paduka paksakan untuk kami menontonnya meski dengan kekecutan hati, kekusutan akal sehat melabrak sana sini hukum dan kewibawaan. Kami sudah tahu, sejauh mana anda melempar bola, ia akan kembali kepada Anda. Anda yang Memutuskan!!!

Rasa percaya saya turun. Drop ke titik nol. Sebelum pemilu harapan sangat tinggi kalau Pemerintahan Jokowi akan membawa negri ini lebih baik, lebih aman dengan perlindungan hukum yang adil. Sahabat mewanti wanti, Politics are all the same...same bullshits. Tetapi saya tak mendengarnya, karena apa? Karena Anda sejatinya adalah Kuat!!!

Perasaan dibayang bayangi geliat hukum yang 'moodnya' naik turun. Ada uang, ada belaan membuat saya termotivasi ingin mengganti kewarganegaraan. Rasa aman dan adil menjadi ranah yang abu abu di negri ini. Banyak sekali peristiwa peristiwa dan putusan hukum yang membuat hati kecut, akal sehat terbolak balik yang membuat pertanyaan besar, Negri ini mau kemana?

Namun kemudian Jokowi hadir dengan sentuhan nurani dan keadilan. Tak disangka dukungan mengalir deras diiringi restu dan doa semoga dengan hadirnya seseorang yang baru akan memberi sedikit peluang bagi 'kebaikan' menaiki puncak kekuasaan.

Namun siapakah yang tak tergerus? Sudah Berapa Imam? Berapa Ustaz? Berapa Doktor Summa Cum Laude? Berapa Professor yang ketika terlibat di sistem akhirnya tergerus menjadi pendukung sistem yang menghukum mati warga negaranya sendiri? Yang mencuri dan menipu rakyatnya sendiri? Orang orang yang tadinya tak punya nama kemudian bersinar diberi kesempatan oleh Tuhan untuk merubah keadaan, amblas terkibas oleh negosiasi tamak kekuasaan, materi kekayaan dan nama baik. Terimbas habis tak ada bekas. Indonesia yang mengaku kuat beriman dan mayoritas beragama tidaklah lebih dari domba domba lemah tanpa daya dihadapan tokoh tokoh 'buto ijo' kreasi mereka sendiri.

Dimana pendekar siap mati yang berjuang demi keadilan sosial? Para Nabi, para pemimpin dunia yang pada akhirnya terluka adalah mereka yang pada akhirnya tidak mampu memenuhi prinsip 'keadilan sosial' dan cenderung menafikkan kebenaran universal.

Ya Pak Jokowi, silahkan menikmati hancurnya semangat dan harapan kami. Silahkan menikmati kesulitan nafas kami akan usaha usaha pencurian dan penipuan besar besaran dinegri ini.

Mhhh!!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun