Mohon tunggu...
Kintan Destia T
Kintan Destia T Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Indah Dedaunan Alam di Muktamar ke-48

7 Desember 2022   02:03 Diperbarui: 7 Desember 2022   02:07 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Arsip Dokumentasi PenulisStand Eccona , sebuah karya kerajinan melukis jejak dedaunan alam di Muktamar Muhammadiyah ke-48

Yoyakarta - Meskipun awalnya tak memiliki modal untuk mengembangkan usaha, dengan niat dan tekat yang kuat kini karya Ecoprint yang dirintis oleh seorang wanita inspiratif  asal jogja ini dapat menjadi suber rejeki ibu-ibu rumah tangga yang tak memiliki pekerjaan. 

Di siang yang terik, di tengah hamparan ribuan manusia yang tengah sibuk berkeliling melihat jejeran stand yang terpasang di acara Mukatamar Fair yang diselenggarakan di Surakarta (18/11) lalu,  Seorang wanita tersenyum indah menyapa semua pengunjung yang melintas. Jika dibandingkan stand-stand lainnya stand yang beliau tempati cukup unik dan menarik perhatian banyak mata khalayak yang melintas saat itu di pagelaran Muktamar Fair yang merupakan salah satu rangkaian acara Muktamar Muhammadiyah ke-48.

Namanya Bu Erna (58) Ketua Asosiasi EcoPrinter Indonesia (AEPI) sekaligus pemilik stand usaha kerajinan Ecoprint yang ia beri nama ECCONA. "Ini namanya kerajinan Ecoprint, biasanya orang awam mengidentikkannya dengan batik tapi ini bukan batik" ujar beliau. Bu Erna kemudian menjelaskan kalau Ecoprint merupakan suatu seni memberi jejak dedaunan ke sebuah media, media tersebut biasanya berupa kain, kulit, kertas, keramik dan lain-lain. Bu Erna juga menerangkan cara pengerjaan Ecoprint yang menggunakan daun-daun yang warnanya tahan lama seperti daun jati, daun jarak, daun kenikir dan pewarna alam segar lainnya yang kemudian di kukus dan dicap ke media yang akan dijadikan kerajinan dan kemudian akan dijual kepada masyarakat. 

Dapat dilihat beberapa bentuk barang yang diproduksi menggunakan teknik Ecoprint di stand Eccona pada saat itu sangat amat beragam dimulai dari pakaian seperti baju yang berupa kemeja, tunik, dress, kaos dan sebagainya. Tak hanya itu saja aksesoris dan barang-barang lainnya seperti topi, payung, tas kulit domba, dompet, sepatu, gantungan kunci dan masih banyak lagi kerajinan yang dihiasi dengan teknik Ecoprint. Sederhana namun memiliki nilai seni dan nilai ekonomi yang tinggi.

Dibalik suksesnya usaha kerajinan Eccona yang saat itu dapat berjalan dengan baik di Muktamar Fair, terdapat kisah perjuangan seorang Ibu Erna yang gigih dan pantang menyerah untuk mengembangkan usaha yang ia rintis mulai dari nol ini. Dari mulai jatuh bangunnya beliau ketika awal-awal merintis usaha Ecoprint, masalah dana, tenaga kerja yang kurang dan sebagainya. "Awalnya kita dapat pinjaman dari Bank Rp. 50.000.000 kemudian kita kembangkan seperti mengikuti acara atau pameran seperti ini" kata Bu Erna. Eccona sendiri hingga saat ini belum memiliki cabang dan satu-satunya store Eccona hanya ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, namun Bu Erna mengatakan bahwa ia tak boleh menyerah begitu saja untuk terus menebar berkah yang dihasilkan Eccona kepadanya hingga saat ini, "sudah hampir 5 tahun Eccona berdiri namun, sama seperti semangat Muhammadiyah yang akan terus bersinar" kata Bu Erna.

Eccona pun merupakan usaha pribadi milik beliau, dengan pendapatan yang tak menentu beliau terus mengembangkan dan mengupayakan banyak hal untuk tetap mempertahankan eksistensi Eccona di mata masyarakat. "saya hanya memiliki 1 pegawai tetap sebagai admin saya" kata beliau. Bagaimana bisa dengan berbekal ia dengan satu orang karyawan bisa menghasilkan banyak dan beragam jenis kerajinan yang ada di stand tersebut?. Tak lama kemudian Bu Erna pun melanjutkan uacapannya "namun saya mempunyai banyak pegawai mitra di sekitar saya" ujar beliau. 

Beliau mengatakan bahwa beliau telah memperkerjakan banyak sekali ibu-ibu rumah tangga yang tak memiliki pekerjaan di sekitara lingkungan tempat tinggalnya untuk kenal, dan belajar tentang Ecoprint. Beliau kemudian mengajarkan tentang Ecoprint kepada mereka, kemudian mengajarkan cara membuat kerajinan usaha Ecoprint pada mereka dan kemudian menjadikan mereka sebagai pegawai mitra untuk bekerja dengannya lalu kemudian ia akan memberikan gaji dari hasil kerja keras mereka untuk mencukupi pendapatan rumah tangga karena pada dasarnya ibu-ibu yang ia pekerjakan sebelumnya tidak memiliki pekerjaan. 

Dengan begitu seperti yang sudah disebutkan di awal Bu Erna di angkat menjadi ketua AEPI yang kini menjadi sumber inspirasi banyak orang yang ingin belajar tentang dunia Ecoprint. Bu Erna juga mengatakan bahwa kini Asosiasi EcoPirnter Indonesia (AEPI) yang ia pegang kini sudah memiliki sebanyak 1000 anggota di indonesia, ia tak menyangka usaha yang ia rintis dengan modal yakin ini kini membawanya hingga ke event sebesar Muktamar muhammadiyah. "senang sekali bisa melihat wajah bahagia dan semarak Muhammadiyah disini, saya jadi banyak belajar bahwa sama seperti Eccona yang selalu memberi jejak indah pada apa yang ia sertai, Muhammadiyah pun demikian, semoga selalu seperti ini, semoga Muhammadiyah akan selalu memberi jejak kebaikan di hati dan jiwa masyarakat" tutur Bu Erna.

 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun